Minggu, September 14, 2008

How You Sell Soul to a Soulless People Who Sold Their Soul?

Judul Album ke-10 Public Enemy di atas ternyata mengusik jiwaku.
Bagaimana menjual jiwa kepada seseorang yang tidak memiliki jiwa karena telah menjual jiwanya?

Untuk kasus seperti itu, apa yang akan dilakukan para evangelis dan ulama media yang terbiasa menjual 'jiwa' dan berdagang 'hati'? Atau resep mujarab apa yang akan ditawarkan oleh para motivator ulung yang mampu melemparkan uang dari pesawat agar orang-orang dibawahnya tunggang-langgang terjepit-menjepit berebut uang receh?

Atau mungkin dapat mengilhami pakar menemukan 'Quotation' baru, setelah Inteligence Quotation, Emotional Quotation, Spiritual Quotation, Sexual Quotation, Financial Equotation, Criminal Quotation et cetera? (Kalaupun yang aku sebut barusan belum pernah dimunculkan, tak lama lagi akan ada 'pakar' yang menulis buku dan mendirikan lembaga-nya, dan menjadi kaya darinya)

Tentu saja selama masih banyak soulless people yang merasa memiliki jiwa tapi belum tahu cara menjaganya, para evangelis, ulama dan motivator yang digadangkan lewat promosi dagang dan advertising media itu takkan kekurangan pembeli. Berbondong-bondong kita mendatangi ceramah da'i terkenal (yang akan ditayangkan stasiun tv pada slot tayang yang dibeli sponsor da'i kondang tersebut) yang bertutur dengan sejuk tentang perlunya menjaga hati, mengikuti kursus motivasi kejiwaan atau seminar mengukur spiritualitas kita dengan surcharge yang murah -kurang dari 10 jt, karena diadakan di hotel bintang tujuh.
Toh, pulang dari mendengarkan ceramah atau mengikuti kursus/seminar tadi, kita masih bebas untuk selingkuh, menipu, mencuri atau korupsi. Mungkin kita merasa nyaman karena hati dan jiwa kita telah terjaga oleh ceramah dan seminar!

Maka salah seorang ulama yang menjadi ulamanya para ulama pernah berujar: korupsi bukan dosa besar. Dan ternyata ia tersangkut perkara dugaan korupsi...
(jadi ingin menulis LMFAO dalam bentuk kepanjangannya)

Tapi setelah kupikir-pikir, apakah aku masih punya jiwa untuk kujual?
Mungkin aku perlu mengikuti test yang mampu mengukur kadar jiwa.....

2 komentar:

PIPI ELFINA mengatakan...

hehehe...si boss ..gitu2 amat...ga perlu lah pake jual2 jiwa sgala....pelihara aja jiwa yg ada .....biar aja orang2 menggadaikan jiwanya....ga usah ikut2an.....

ayahkasih mengatakan...

Pie,
My big Question (with a capital Q)is:
- do I have a soul, still?