Pada setiap persimpangan takdir
Kuharapkan dirimu hadir
Marka lebuh raya laksana fatamorgana
Bersua mu sukma kembara pulang ke raga
Ada mu terangkan pantaiku
Binar matamu suar labuhku
Tambatkan hati ku lempar jangkar
Tepi bibir merahmu aku terdampar
Heningku dipeluk derai tawamu
Jurang mimpiku dibentang sepenggal kisahmu
Ku suling butir hujan asin terasa
Ku tulis gurindam terbit romansa
Jujur padaku tulus ajari ku
Karna ini suatu yang mustahil ku tau
Inikah yang disebut rindu
Atau aku hanya majnun di biduk lalu?
Banda Aceh, 17 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar