Jumat, Juni 13, 2008

Call Me by Nickname


Alexander the Great, Sang Iskandar Zulkarnain Yang Agung, berdiri di tepi jalan di sisi filsuf termasyhur itu berbaring dalam bak mandi kayu yang menjadi kediamannya.

"Aku Alexander, sang Raja," ia memperkenalkan diri.

"Aku Diogenes, si Anjing," jawab sang filsuf ternama tanpa berganti posisi.

"Apa yang bisa kuberikan padamu?" tanya sang Raja yang merupakan murid dari Aristotles. Wajar ia bisa memaklumi 'kekurangajaran' sang filsuf yang terkenal sinis.

"Aku mau cahaya mentari. Kau menghalanginya," pinta Diogenes pada Alexander yang berdiri membelakangi surya.

Sang Raja menepi sambil bersabda:

"Kalau aku bukan Alexander, maka aku adalah Diogenes."

Dalam Pelajaran Bahasa, jika diberikan suatu artikel maka biasanya kita harus menemukan pokok kalimat dan moral cerita sebagai sebuah kesimpulan.
Apa kesimpulan yang diperoleh? a. Kalau tidak jadi Raja, maka jadilah Anjing? Atau, b. terimalah 'gelar ejekan' sebagai bagian dari Anda, karena sebetulnya itulah Anda?

Gelar panggilan adalah hal yang umum di dunia, terutama di Asia. Boleh jadi ini terjadi karena nama seseorang bukanlah unik. Banyak terjadi duplikasi nama, bahkan dalam ruang lingkup komunitas yang kecil semisal dusun atau desa sehingga dibuat nama gelar sebagai pembeda. Bahkan, organisasi sekelas Rotary International mengakui pemakaian nama panggilan, seperti yang tercantum dalam The ABC's of Rotary.

Maka jika ada beberapa Polan, yang satu mungkin akan dipanggil dengan Polan Botak karena tidak mempunyai rambut selembarpun di kepalanya, ada Polan Siomay karena profesinya berjualan makanan keliling kota, Polan Batak karena berasal dari Tapanuli, Polan Jengkol karena maniak dengan semur jengkol, dan seterusnya.

Tidak semua orang mampu menerima nama panggilan yang diberikan karena mungkin dianggap menjatuhkan marwah. Apalagi kalau nickname yang diberikan memang mencela fisik. Tamerlane (Timur-i-leng) sang Penakluk dari Mongol, takkan segan memenggal orang yang memanggilnya dengan nama tersebut, karena artinya 'Timur si Pincang'.

Meski demikian, terdapat aplikasi Nicknames dalam situs facebook yang sedang populer karena kisah sukses Barrack Obama yang memperoleh dukungan komunitas maya ini, menjadi sangat menarik.

Saran saya, jangan mudah tersinggung jika diberi label 'lucu' oleh teman Anda. Toh, menurut Shakespeare, apalah arti sebuah nama....

Senin, Juni 09, 2008

Kasih Sang Penata Rambut

Banyak yang mengira bahwa Kasih manja karena ia anak tunggal.

Memang, tapi hanya kadang-kadang. Faktanya adalah: Kasih sangat mandiri. Ia juga ringan tangan suka membantu orang lain.

Kalau nasi dalam magicom habis, biasanya Kasih memasak nasi sendiri. Kalau ia lapar dan Bundanya tidak ada di rumah sementara lauk juga tak ada, ia akan menggoreng sosis atau chicken nugget sendiri. Aku hanya bisa mengingatkannya agar tidak pernah lupa mematikan kompor gas dengan benar.

Seperti kemarin saat kami sedang pindah rumah, ia juga membantu (yang sebetulnya malah merepotkan) mengangkat-angkat lemari dan springbed. Dan seperti yang aku ceritakan dalam Dru. Kadijja, ia juga sering mencabut uban Bundanya (Sorry, Pie. uban Vita masih one-two. Rugi kalau dicat -ayahkasih). Dan kerap memijit Ayah atau Bunda kalau kelihatan capek.

Yang paling hebat, rambutku yang nyukur Kasih! Itu permintaannya sendiri.

Ceritanya, aku paling malas kalau harus menunggu. Termasuk menunggu giliran di barbershop. Yang sering terjadi adalah aku membayar penuh + tip hanya untuk dicukur model calon tamtama. Menunggunya dua jam, tetapi pelaksanaan hanya sepuluh menit. Dan jarang aku sempat bermewah-mewah cukur jenggot sampai klimis -apalagi plus pijat urut-, karena waktuku yang sempit.

Akhirnya kuputuskan untuk membeli hair clipper listrik merk Wahl buatan USA.

"Biar istriku bisa memotong rambutku kapan saja dengan alat ini," pikirku saat membeli barang tersebut.

Begitulah, aku hampir tak pernah ke barbershop lagi setelah punya alat sendiri, kecuali saat istri dan anakku keluar kota dalam waktu lama.

Beberapa bulan yang lalu, Kasih meminta agar ia saja yang memotong rambutku. Setelah berunding sejenak, aku dan istriku memutuskan untuk memberinya kesempatan.Dan hasil akhirnya ternyata tidak jelek (memang pilihan model rambut untuk ayahnya tinggal satu karena terlanjur mirip kapten Jean-Luc Picard, ha ha ha)

Sejak saat itu, Kasih resmi menjadi penata rambut pribadi Ayah Kasih.

Minggu, Juni 08, 2008

Prankster

Orang usil selalu merupakan musuh pahlawan, karena kepahlawanan adalah hal yang serius. Contohnya: Batman bukanlah hero yang menyukai humor. Ksatria Kegelapan ini merupakan tokoh serius yang mempunyai musuh abadi bernama Joker, Harlequin dan Riddler.

Contoh lain, musuh berat Superman yang bernama Mxyzptlk adalah seorang penyihir usil dari dimensi ke-5.

Kejahilan memang musuh bagi orang serius. Apalagi bagi korban dikerjain tersebut. Meskipun buat penonton biasanya merupakan hiburan belaka.

Sejak kecil kita menikmati komedi atau kartun slapstick, yang merupakan pengejawantahan dari keusilan. Lihat saja Abbott and Costello, Laurel and Hardy, atau Tom and Jerry.

Khasanah budaya lokal juga mengenal tokoh usil ini. Yang paling terkenal jelas si Kabayan dari Sunda. Begitu juga dari dongeng Persia seperti Abu Nawas atau kisah-kisah sufi dengan tokoh Nasruddin Hoja.

DI era modern tokoh usil lahir di sudut-sudut surat kabar, baik lokal, nasional, bahkan global. Mereka mengangkat aktualitas kehidupan dengan cara mengganggu. Dan salah satu tokoh usil yang karyanya banyak 'dinikmati' orang banyak adalah Ghulam Alam. Mungkin lebih afdol kalau mengikuti karya-karyanya yang dipaparkan dalam artikel berjudul Muslim Get Fooled di maniacmuslim.com.

Tapi bukan berarti tidak ada orang yang bisa menikmati humor di balik sifat tersebut. Toh, ada yang mengatakan bahwa mampu mentertawakan diri sendiri merupakan tanda jiwa yang sehat. Asal tawanya tidak berkepanjangan.

Sabtu, Juni 07, 2008

Insyaallah, Kalau Tuhan Mengijinkan...

Ujian kenaikan kelas Kasih. Tinggal dua mata pelajaran lagi akan diuji pada hari Senin.

Setiap hari selama masa ujian sepulang dari sekolah selalu aku atau bundanya menanyakan pertanyaan yang sama:

"Bagaimana ujiannya, Sayang?"

Jawaban anakku umumnya berupa kalimat standar:

1. Gampang
2. Lumayan
3. Susah

Tapi kadang-kadang jawabannya:

"Insyaallah, kalau Tuhan mengijinkan di atas LIMA..."

Rabu, Juni 04, 2008

Get Out!

Pernahkah kamu tanpa sadar menggumamkan sebuah lagu terus menerus, karena lagu itu selalu terngiang di telingamu?

Aku sering. Begitu juga Kasih. Bahkan terkadang tanpa sengaja kami menggumamkan lagu yang sama berbarengan. Tentu saja setelah itu kami tergelak bersama.

Saking seringnya mengulang suatu lagu, akhirnya kita jadi bosan dan ingin melupakan lagu tersebut. Tapi yang kerap terjadi adalah tetap saja lagu itu keluar sendiri dari mulut tanpa kita sadari.

Kasih punya solusi untuk itu, yang ditirunya dari salah satu adegan 'Chicken Little'.

Kalau ia sudah bosan dengan satu lagu, pada saat tanpa sengaja berdendang ia akan memukul-mukul kepala (pelan saja), sambil berkata:

"Get out! Get out! Get out!"

A Letter For Jasmine

Jasmine Dear,

There is NOT easy for me to write this, because English is not my native language. Not even my forth language, either. But I want to honor you with a different way in writing, even I know you know our Bahasa. So, please forgive me if my writing is unstructured, as long as you did not get headache by reading this....

I feel like I know you from a long time before. A sister that I never had.

Your burden is heavier then mine.
But you put it on your shoulders with grace.
And all kindness that has fall on earth are growing and growing inside you.

Life is sucks. Yes, I know that, too.
Because this world is full with hypocrites and bigots.
And hatred that keeps missisippi burning.

Maybe sometimes in the middle of the night you've to stay awake and wondering what is the meaning of life.
Even maybe with the silent tears or pain at heart, tired of others lying all the time...
But I saw you handle it very well.

You just need to be YOU. The Beautiful You. Like you always do.

Many song about you has written.

At this moment, I am hearing Christina Aguilera's masterpiece, after read a posting about James Blunt's lyrics.

You're still young.
And your path's still long, maybe a winding one.
But your bone and soul won't lost or bend in the storm of civilization...

And the sky is blue, and your feeling may bluer than yesterday,
but not as dark as unstarry night....

The ocean wide are waiting for you to explore...
Maybe the seadragon and kraken is there, too...
But you are the brave one, angel...

So, sail away sweet sister,
my spirit will always be with you.
And maybe someday you'll find what you're looking for.

Just don't forget to keep in faith,
there always be stars in heaven.....



Me,
(admiring you...)

Libur Nonton TV

Selama Kasih ujian, aku minta ia supaya tidak menonton teve. Untuk mendukungnya aku sendiri juga ikut puasa menikmati tayangan televisi. Jadi boleh dikatakan mulai dari lama Senin sampai tadi malam televisi menjadi barang mati di rumahku. Ujian kenaikan kelas Kasih akan berakhir hari Senin depan, 10 Juni.

Tadi malam rupanya Bunda Kasih sudah tidak tahan. Setelah Kasih tidur, sekitar pukul setengah sebelas malam ia menghidupkan teve (aku sendiri keluar rumah setelah menemaninya belajar sampai ia tertidur jam sepuluh).

Rupanya Kasih sempat terjaga.

"Bunda kok nonton tv?" protesnya setengah terjaga.

"Lho, Bunda kan nggak ikut ujian...."

"Tapi Kasih kok dilarang?"

"Kasih ujian"

"Kalau gitu Kasih nonton juga, ya?"

"Daripada nonton, belajar IPS aja!" kata Bunda Kasih sambil menyodorkan buku pelajaran.

"Ah...., Kasih ngantuk, bobok lagi...." ia langsung terlelap kembali.

Ketika istriku menceritakan kejadian tersebut, aku menegurnya dengan cara halus. Sebagai orangtua, kita harus mendukung penuh dengan ikut merasakan apa yang ia alami.

"Suntuk juga nggak bisa nonton tv," keluh istriku. Tapi aku menghiburnya bahwa tanpa menonton tv, melihat anakku tidur nyenyak sudah merupakan hiburan yang paling berharga.

P.S. Qitink nanyain hasil ujian Kasih. Meskipun belum ada, tapi aku merasa tidak akan terlalu bagus, walau juga tidak akan terlalu jelek.....

Senin, Juni 02, 2008

Homo Mobileus

Once upon a time, a scifi maniac made a tv series about a voyage of a spaceship to the final frontier where no one ever gone before. And her crews communicated between themselves using a gadget called 'communicator'. Years then, inspired by the gadget, Japs otaku in NTT made it happened for real.

Can't leave home without it....









See homo mobileus photo album....

Dru. Kadijja

Kami akan pindah rumah dalam waktu dekat. Pindahnya jauuuuuh, sebelah rumah lama, ha ha ha.

Rumah baru lebih luas daripada rumah yang saat ini kami tempati, tapi tetap saja dibawah 40 meter persegi.

Berhubung saat ini aku sedang keranjingan memotret, maka pada saat anak dan istriku sedang terlelap, aku yang pengidap insomnia kronis mulai menjeprat-jepret kamera digital-ku. Hampir semua benda yang tampak kuabadikan. Hasilnya bisa dilihat dalam album every little thing.

Sampai akhirnya aku menemukan secarik kertas berukuran separuh lebar telapak tangan yang ditempel dengan cellotype di pintu kamar, bertuliskan:

Dru. Kadijja
Dokter Uban

Ha ha ha....

Rupanya peran anak tunggal sudah menjadi beban buat anakku.

Oke, aku jelaskan terlebih dahulu supaya kamu tidak bingung.

Kadijja adalah namanya. Panggilannya yang KASIH.
Karena anak satu-satunya, hampir semua permintaannya kami (aku dan Bunda Kasih) turuti. Tapi peran anak tunggal juga ada kerugiannya: 'pekerjaan anak' harus ia kerjakan sendirian. Seperti jika aku pulang kerja dengan badan pegal, maka tugasnya adalah menginjak-nginjak punggungku. Atau kalau bundanya merasa ada uban yang nongol, pasti Kasih yang disuruh nyabutin.

Mungkin ada saat-saat dia merasa kesal dan bosan disuruh melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Akhirnya dia menuliskan uneg-unegnya dengan cara yang unik tadi, dengan mengangkat dirinya sebagai DOKTER UBAN!