Jumat, September 13, 2013

Restoran di Akhir Alam Semesta: Bab 2


Seperti kapal Vogon umumnya, ia tampak seperti tidak dirancang sebagai sesuatu yang solid. Gundukan-gundukan dan bangunan berwarna kuning menjemukan mencuat dari sudut yang tak sedap dipandang yang seharusnya menodai penampilan kapal tersebut, tapi dalam kasus ini sayangnya tidak terjadi. Hal-hal yang lebih jelek sudah pernah muncul di langit, tetapi bukan dari saksi-saksi yang dipercaya.

Bahkan untuk menyaksikan sesuatu yang jauh lebih jelek dari kapal Vogon Anda harus masuk ke dalamnya dan melihat langsung seorang Vogon. Namun jika Anda bijak, justru Anda akan menghindari melakukan hal ini karena rata-rata Vogon tidak akan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu yang mengerikan terhadap Anda sehingga Anda akan berharap Anda tidak pernah dilahirkan - atau (jika Anda adalah seorang berakal dengan kemampuan berpikir lebih jernih) Vogon tidak pernah dilahirkan.

Malah sebenarnya, Vogon umumnya tidak berpikir sekali. Akalnya sederhana, tekadnya keras, makhluk berotak keong, dan diciptakan bukan untuk berpikir. Analisa terhadap anatomi Vorgon mengungkapkan bahwa otaknya cacat bawaan, salah letak dan merupakan hati yang mengidap gangguan pencernaan. Hal paling baik yang dapat Anda katakan tentang mereka adalah bahwa mereka tahu apa yang mereka suka, dan apa yang mereka sukai umumnya melibatkan menyakiti orang lain dan, sedapat mungkin, menjadi sangat marah.

Satu hal yang mereka tidak sukai adalah meninggalkan pekerjaan yang belum selesai - terutama Vogon yang satu ini, dan khususnya - untuk berbagai alasan - tugas yang ini.

Vogon yang satu ini adalah Kapten Prostetnic Vogon Jeltz dari Dewan Perencanaan Hyperspace Galaksi, dan dia telah mendapat tugas menghancurkan apa yang disebut "planet" Bumi.

Ia menyeret tubuh kejinya secara monumental ke dalam kursinya yang berlendir dan tidak sesuai ukuran serta menatap layar monitor di mana kapal luar angkasa Heart of Gold sedang dipindai secara sistematis.

Hanya sedikit arti Heart of Gold baginya, meski dengan Kendali-Ketidakbolehjadian-Tanpa-Batas, Heart of Gold merupakan wahana antariksa paling indah dan revolusioner yang pernah dibuat. Estetika dan teknologi merupakan buku tertutup untuknya dan, seandainya dia diberi kesempatan, buku-buku itu akan dibakar dan dikubur sekalian.

Bahkan lebih kurang penting baginya bahwa Zaphod Beeblebrox berada di atas kapal tersebut. Zaphod Beeblebrox, sekarang mantan Presiden Galaksi, dan walau setiap angkatan kepolisian di Galaksi saat ini sedang mengejar ia berikut kapal curiannya, Vogon ini sama sekali tidak tertarik.

Ia punya ikan lain untuk digoreng.

Telah dikatakan bahwa Vogon tidak kebal penyuapan dan korupsi kecil seperti laut tidak di atas awan, dan sangat benar dalam kasus ini. Ketika mendengar kata-kata "integritas" atau "kejujuran moral", ia meraih kamusnya, dan ketika ia mendengar denting uang kontan dalam jumlah besar ia akan meraih buku peraturan dan mencampakkannya jauh-jauh.

Sangat ngotot untuk menghancurkan bumi dan semua yang terletak didalamnya, ia bergerak melampaui panggilan tugas profesionalnya. Bahkan ada keraguan, apakah jalan pintas benar-benar akan dibangun, namun pertanyaan tentang hal tersebut berhasil dibungkam.

Ia mendengus melontarkan geraman puas.

"Komputer," ujarnya parau, "telpon spesialis perawatan otak gue."

Dalam hitungan detik wajah Gag Halfrunt muncul di layar, dengan seringaian senyum seorang pria yang sadar bahwa dia sepuluh tahun cahaya jauhnya dari wajah Vogon yang sedang dipandangnya. Dalam senyum itu terlintas sekilas ironi. Meskipun Vogon itu menyebutnya sebagai "spesialis perawatan otak pribadi gue"  tidak ada otak yang harus dirawat, dan sesungguhnya Halfrunt lah yang mempekerjakan Vogon tersebut. Dia membayarnya dengan banyak sekali uang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sangat kotor. Sebagai salah satu psikiater yang paling menonjol dan sukses di Galaksi, ia dan rekan-rekan konsorsiumnya cukup siap untuk menghabiskan banyak sekali uang ketika masa depan psikiatri dipertaruhkan.

"Ya," katanya, "Halo Kapten Vogon Prostetnic-ku, bagaimana perasaanmu hari ini?"

Kapten Vogon mengatakan kepadanya bahwa dalam beberapa jam terakhir dia telah melenyapkan hampir setengah krunya dalam latihan kedisiplinan.

Sedetikpun senyum Halfrunt tidak berubah.

"Yah," katanya, "Kau tahu? Saya rasa itu termasuk perilaku normal untuk Vogon. Penyaluran alami dan sehat naluri agresif menjadi kekerasan yang tidak masuk akal."
"Itu," gemuruh Vogon, "nyang lu omongin melulu."
"Yah lagi," sambut Halfrunt, "Saya pikir ini perilaku normal psikiater. Baik. Jelas kita berdua cocok dengan kondisi mental kita hari ini. Sekarang katakan padaku, bagaimana kabar tugas Anda? "
"Kite udah nemuin kapalnye."
" Luaaar biasa," kata Halfrunt, "Wonderful! Dan isinya?"
"Si Manusia Bumi ade di dalamnye."
"Excellent! Dan ...?"
"Seorang wanita dari planet yang sama. Mereka adalah yang terakhir."
"Bagus, bagus," berseri-seri Halfrunt, " Siapa lagi?"
"Laki-laki itu, Prefect."
"Ya?"
" Dan Zaphod Beeblebrox."

Sekilas senyum Halfrunt berkedip.
"Ah, ya," katanya, "Saya telah menduga. Hal yang sangat disesalkan."
"Seorang teman dekat?" tanya si Vogon yang pernah mendengar ungkapan itu entah dimana dan memutuskan untuk mencobanya.
"Ah, tidak," jawab Halfrunt, "Tahukah Anda, dalam profesi saya, kita tidak mempunyai teman dekat. "
"Ah," gerutu Vogon tersebut, "sikap profesional."
"Bukan," kata Halfrunt riang, "kami bukan teman."
Dia berhenti. Mulutnya terus tersenyum, tapi matanya mengernyit sedikit.
"Tapi Anda tahu," katanya, "Beeblebrox merupakan salah satu klien saya yang paling menguntungkan. Dia memiliki masalah kepribadian yang melampaui impian para analis."
Ia menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya dengan enggan mengabaikan keuntungan jika Beeblebrox tetap eksis.
"Jadi," katanya, "Anda siap untuk tugas Anda?"
"Yo'i"
"Baik. Hancurkan kapal itu segera."
"Gimana Beeblebrox?"
"Yah," jawab Halfrunt cerah, "Zaphod2) saja orang itu, tahu?"
Ia menghilang dari layar.
Kapten Vogon menekan tombol komunikator yang menghubungkan ia dengan sisa-sisa krunya.
"Serang," katanya.

Pada saat yang bersamaan Zaphod Beeblebrox sedang berada di dalam kabinnya menyumpah-nyumpah dengan suara keras. Dua jam yang lalu, ia mengatakan bahwa mereka akan pergi ke Restoran di Akhir Alam Semesta untuk kudapan kilat, setelah bertengkar hebat dengan komputer dan berteriak bahwa ia akan menyelesaikan faktor Ketidakbolehjadian dengan pensil .
Kendali-Ketidakbolehjadian menjadikan Heart of Gold kapal yang paling bertenaga dan tak terduga yang pernah ada. Tidak ada yang tidak bisa dilakukannya, asalkan Anda tahu persis bagaimana tidakmungkinnya hal yang Anda inginkan maka hal itu akan terjadi.

Ia mencurinya ketika, sebagai Presiden, seharusnya meresmikan peluncuran kapal itu. Ia tidak tahu persis mengapa ia mencurinya, kecuali bahwa ia menyukainya .

Ia tidak tahu mengapa ia menjadi Presiden Galaksi, kecuali bahwa tampaknya itu hal yang menyenangkan.
Ia tahu bahwa ada alasan-alasan yang lebih baik dari ini, tetapi alasan-alasan tersebut terkubur di ruang yang gelap, dalam bagian yang terkunci dari dua otaknya. Ia berharap bagian terkunci dari dua otaknya akan lenyap karena kadang-kadang mereka muncul sesaat dan menempatkan pikiran-pikiran aneh ke dalam bagian menyenangkan dari pikiran yang terang dan mencoba untuk mengalihkan ia dari apa yang ia yakini sebagai kegiatan utama hidupnya, yaitu waktu untuk bersenang-senang yang luar biasa.

Pada saat ini ia sedang tidak bersenang-senang. Ia sudah kehabisan kesabaran dan juga pensil serta merasa sangat lapar.

"Cacar bintang!" teriaknya.

Tepat pada saat yang sama, Ford Prefect melayang di udara. Hal ini bukan karena ada yang salah dengan medan gravitasi buatan, tetapi karena ia melompat menuruni lubang-tangga yang menuju kabin pribadi. Sebuah lompatan yang sangat tinggi untuk satu kali loncat dan ia mendarat canggung, tersandung, segera berdiri, berlari menyusuri koridor menabrak beberapa robot pelayan mini beterbangan, tergelincir di tikungan, mendobrak pintu kabin Zaphod dan melontarkan apa yang ada di benaknya .

"Vogons," katanya.

Beberapa saat sebelumnya, Arthur Dent keluar dari kabinnya untuk mendapatkan secangkir teh. Ia tak begitu optimis akan hasilnya, karena tahu bahwa satu-satunya sumber minuman hangat untuk seluruh kapal adalah peralatan kadaluarsa produksi Sirius Cybernetics Corporation. Nama alatnya Nutri-Matic Drinks Synthesizer, dan ia pernah punya pengalaman dengan alat tersebut.

Dinyatakan mampu membuat berbagai minuman yang sesuai dengan kepribadian dan selera serta metabolisme orang yang peduli untuk menggunakannya. Meskipun, ketika diuji, barang itu selalu mengeluarkan cangkir plastik yang terisi cairan yang hampir, tetapi nyaris, sepenuhnya berbeda dengan teh.
Ia mencoba beragumen dengan alat tersebut.

"Teh," katanya .

"Berbagi dan nikmati," mesin menjawab dan memberikannya secangkir cairan yang menjijikkan.

Dia membuangnya.

"Berbagi dan nikmati," ulang mesin dan memberinya secangkir cairan yang sama.

"Berbagi dan Nikmati " adalah moto divisi Keluhan perusahaan Sirius Cybernetics Corporation, yang mencakup daratan utama tiga planet berukuran sedang dan merupakan satu-satunya bagian perusahaan yang menunjukkan keuntungan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Tulisan motto itu dengan huruf terang benderang berdiri - atau lebih tepatnya pernah berdiri - setinggi lima kilometer dekat Departemen Keluhan terminal antariksa Eadrax. Sayangnya saking beratnya, tak lama setelah didirikan, tanah di bawah huruf-huruf itu menyerah dan terbenam hampir separuh tingginya menelan kantor-kantor eksekutif keluhan muda yang berbakat - kini semuanya almarhum.

Bagian atas huruf yang menonjol di permukaan, kini terbaca sebagai "Tancapkan  kepalamu ke dalam seekor babi" dalam bahasa setempat, tidak lagi terang benderang, kecuali pada saat-saat perayaan khusus.

Arthur membuang cangkir yang keenam.

"Dengar, mesin," katanya ,"Kamu mengklaim dapat mensintesis minuman apapun yang ada, jadi mengapa kamu terus memberi saya barang yang sama?"

"Data indera dan rasa yang menyenangkan," mesin mengoceh.

"Berbagi dan Nikmati."

"Rasanya menjijikkan!"

"Jika Anda menikmati pengalaman meminum minuman ini," lanjut mesin, "mengapa tidak berbagi dengan teman-teman Anda?"

"Karena," kata Arthur ketus, "Aku mau menyimpannya. Maukah kamu mencoba untuk memahami apa yang aku katakan? Minuman ini..."

"Minuman ini, " dengan manis mesin menyela, "disesuaikan secara individual untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesenangan pribadi Anda."

"Ah," kata Arthur, "jadi aku harus menderita demi kesenanganku?"

"Berbagi dan Nikmati."

"Oh, diam!."

"Sudah cukup?"

Arthur memutuskan untuk menyerah .

"Ya," katanya .

Lalu ia memutuskan terkutuklah ia jika menyerah.

"Tidak," katanya, "Begini,....yang aku inginkan.... yang aku inginkan.... sangat sederhana... cuma secangkir teh. Kamu akan membuatkan satu untuk saya. Diam dan dengarkan."

Ia lalu duduk. Ia bercerita kepada Nutri-Matic tentang India, ia bercerita tentang Cina, ia bercerita tentang Srilanka. Ia bercerita tentang daun lebar yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Ia bercerita tentang teko dari perak. Ia bercerita tentang sore hari di musim panas di pekarangan rumah. Ia bercerita tentang susu dimasukkan sebelum teh sehingga tidak menggumpal. Dia bahkan bercerita (secara singkat) tentang sejarah East India Company.

"Jadi cuma itu?"  kata Nutri-Matic setelah ia selesai bicara.
"Ya," kata Arthur, "itu yang aku inginkan. "
"Anda ingin rasa daun kering direbus dalam air?"
"Eh, ya. Ditambah susu. "
"Yang menyemprot dari sapi betina?"
"Nah, aku kira bisa dibilang begitu..."
"Saya butuh bantuan dengan yang satu ini," kata mesin singkat. Semangat keceriaan hilang dari suaranya yang artinya ia serius sekarang.
"Yah, aku bisa menolong," kata Arthur .
"Anda sudah melakukan cukup," kata Nutri-Matic memberitahunya .

Nutri-Matic memanggil komputer kapal.
"Hai!" jawab komputer kapal.

Nutri-Matic menjelaskan tentang teh kepada komputer kapal. Komputer terhenyak, menghubungkan sirkuit logika dengan Nutri-Matic dan kemudian mereka berdua terjerumus ke dalam keheningan yang muram.

Arthur mengawasi dan menunggu untuk beberapa saat, tapi tidak terjadi apa-apa.
Dipukulnya mesi itu, namun tetap tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya ia menyerah dan berjalan ke anjungan.

Dalam keterasingan hampa ruang angkasa, Heart of Gold diam bergayut. Di sekitarnya berbinar milyaran lubang jarum Galaksi. Dan beringsut mendekatinya benjolan kuning jelek kapal Vogon.

2) Seperti dugaanku, nama-nama tokoh atau tempat juga merupakan permainan kata. Zaphod disini dapat diartikan 'zap', memusnahkan dengan senjata mematikan. Tidak semua nama dapat kupahami maknanya, karena biasanya mengalami perubahan bunyi. 

Sabtu, September 07, 2013

Restoran di Akhir Alam Semesta: Bab 1


Jalan cerita sejauh ini:

Pada awalnya, diciptakan lah alam semesta.

Hal ini telah membuat banyak orang sangat marah dan secara luas dianggap sebagai sebuah langkah buruk.

Banyak ras yang percaya bahwa itu dibuat oleh semacam Tuhan, meskipun masyarakat Jatravartid dari Viltvolde VI percaya bahwa seluruh alam semesta sebenarnya hasil bersin yang keluar dari hidung Arkleseizure1) sang Hijau Besar.

Para Jatravartid yang hidup dalam ketakutan terus-menerus akan tibanya suatu saat yang disebut Kedatangan Saputangan Putih Besar, merupakan makhluk biru kecil dengan lebih dari lima puluh lengan, dan karenanya menempati posisi unik dalam sejarah karena menjadi satu-satunya ras yang menciptakan deodoran semprot sebelum menemukan roda.

Namun Teori  Arkleseizure sang Hijau Besar ini tidak diterima di luar Viltvolde VI sehingga, alam semesta menjadi tempat yang membingungkan dan perlu penjelasan lain yang dicari terus-menerus.

Misalnya, ras sejenis makhluk hipercerdas pan-dimensional telah membangun sendiri sebuah superkomputer raksasa yang disebut Pikiran Dalam untuk menghitung Jawaban Akhir untuk Pertanyaan tentang Kehidupan, Alam Semesta, dan Segalanya.

Selama tujuh setengah juta tahun, Pikiran Dalam menghitung dan menghitung, hingga akhirnya menyatakan bahwa jawabannya adalah Empat-puluh-dua - sehingga diperlukan membangun sebuah komputer lainnya untuk mencari tahu apa yang menjadi Pertanyaan Utama dari jawaban tersebut.

Dan komputer ini, disebut dengan Bumi, sedemikan besarnya sehingga sering dikelirukan sebagai planet - khususnya oleh makhluk aneh mirip kera yang menjelajahi permukaannya dan sama sekali tidak menyadari bahwa mereka hanyalah bagian dari sebuah program komputer raksasa.

Hal yang sangat ganjil sebenarnya, karena tanpa cuilan pengetahuan yang nyata dan sederhana itu, apa yang telah terjadi di Bumi tak ada yang dapat diterima akal sehat sedikitpun.

Tapi sangat disayangkan, tepat menjelang saat-saat  kritis keluar hasil perhitungan, Bumi tiba-tiba dihancurkan oleh bangsa Vogon untuk membuat jalan, - begitulah klaim mereka - jalan pintas hyperspace yang baru, sehingga harapan untuk menemukan arti kehidupan lenyap selamanya.

Atau kelihatannya seperti itu.

Dua makhluk aneh mirip kera masih hidup.

Arthur Dent lolos pada saat-saat terakhir karena mendadak seorang teman lamanya, Ford Prefect, ternyata berasal dari planet kecil di sekitar Betelgeuse, bukan dari Guildford seperti pengakuannya selama ini, dan yang lebih penting, dia tahu bagaimana cara menumpang  piring terbang.

Tricia McMillan - atau Trillian - telah meninggalkan Bumi enam bulan sebelumnya dengan Zaphod Beeblebrox, yang kemudian menjadi Presiden Galaksi.

Dua korban selamat.

Mereka berdua yang tersisa dari percobaan terbesar yang pernah dilakukan - menemukan Pertanyaan Utama dari Jawaban Akhir Kehidupan, Alam Semesta, dan Segalanya.

Dan, kurang dari delapan ratus lima ribu kilometer dari wahana antariksa mereka yang terhanyut lamban dalam gelap gulitanya ruang angkasa, sebuah kapal Vogon bergerak perlahan menuju ke arah mereka....

1) Arkleseizure bisa diartikan Arksikejang, Arksiayan atau Arksisawan. Penerjemah memilih untuk menjaga kedekatan dengan novel aslinya, namun membuat catatan kaki, dengan asumsi bahwa (mungkin) Adam Douglas menamai tokoh tersebut dengan maksud tertentu. Mungkin juga tidak. 


Restoran di Akhir Alam Semesta


Panduan Menjelajah Galaksi bagi Penumpang Gratisan (The Hitchhiker's Guide to the Galaxy).

Andaikata aku memilikinya. Bukan DVD film ataupun novelnya yang menjadi sumber adaptasi film dan miniseri TV, bermula diangkat dari sandiwara radio dengan judul yang lebih panjang, The Hitchhiker's Guide to the Galaxy Primary and Secondary Phases.

Yang aku inginkan adalah Panduan yang asli. Edisi terbaru terbitan Megadodo Publications yang berkantor pusat di Ursa Minor Beta. Yang digunakan Ford Prefect (yang juga merupakan peneliti untuk buku panduan elektronik itu sendiri) untuk mengunjungi berbagai lokasi di jagad raya dengan cara menumpang berbagai wahana luar angkasa, baik secara gelap maupun terang-terangan. Ada yang punya?

Komedi fiksi-ilmiah merupakan favoritku. Baik secara terpisah sebagai komedi atau fiksi ilmiah saja, atau sebagai subgenre.

Setelah sekian lama membaca berbagai judul novel fiksi ilmiah, baik yang klasik maupun modern, timbul keinginan menyadurkan beberapa dalam bahasa Indonesia.

Perlu diketahui, aku bukan pakar bahasa tertentu. Kosakataku masih terbatas, termasuk kosakata bahasa Indonesiaku yang masih belum layak untuk dibanggakan. Secara serius - tapi dianggap sebagai seloroh - aku mengakui bahwa bahasa Inggris ku bahasa kampung dan bahasa daerah ku - terutama bahasa Aceh - bahasa kota. Dalam arti kata, bahasa Inggris yang sederhana, bahasa daerah yang amburadul. Masyarakat kota Banda Aceh pada masa ku kecil nyaris tidak mengenal bahasa daerah sendiri. Kami berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dialek Aceh.

Pilihan pertamaku jatuh pada The Restaurant at the End of the Universe, sekuel The Hitchhiker's Guide to the Galaxy. Alasanku sederhana saja: belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (kalau ada dengan senang hati akan ku beli dan posting ini ku edit menjadi resensi), belum pernah difilmkan atau diseri tv-kan, meskipun beberapa bagiannya diadaptasi dari penutup seri radio.

Apakah aku akan berhasil menyadurkannya sampai tuntas itu urusan nanti. Toh aku mengerjakan ini secara prodeo. Di waktu senggangku yang makin lama makin berkurang digerus kesibukan yang tak habis-habisnya, jika dan hanya jika suatu daya misterius menghendaki ku melanjutkan usaha yang nyaris mustahil ini.

Tapi jika kemudian ada yang tertarik untuk mengoreksi atau melanjutkan kerjaan ini, takkan ku sia-siakan pertolongan tersebut. Sungguh!

Aku akan menyajikannya secara per bab, kapan sempat, dan hanya jika aku kehabisan ide untuk menulis hal-hal lain. Eng ing eeeeeng! Tunggu Bab Satu.


Rabu, September 04, 2013

Menulis Politik




Menulis politik bukan keahlianku. Sepanjang sejarah ngeblog, baru tiga kali aku membuat postingan yang berbau politik: Wajah ItuDemokrasi, dan Jadikan Selubung Kerandaku.

Bukannya tak pernah mencoba untuk menulis tentang politik yang lain.

Tajuk dari koran lokal lima tahun silam yang bunyinya "Amin Rais Tunggu Petunjuk Langit" mengilhamiku untuk membuat tulisan Petunjuk Langit (13/01/2008).
Judul halaman yang tertera pada sepotong koran lokal Senin yang lalu:
Amin Rais Tunggu Petunjuk Langit.
Menarik perhatianku, karena kulanjutkan dengan membaca isi. Ternyata tentang Amin Rais yang belum memutuskan akan ikut mencalonkan diri menjadi Presiden tahun depan atau tidak.
"Sedang menunggu petunjuk dari langit," katanya.
Tapi ada embel-embel lagi.
"Biaya ikut pemilihan presiden banyak. Kalau cuma 100 milyar mana cukup." Kira-kira begitu bunyinya, karena korannya bekas pembungkus kacang rebus.
 Selanjutnya....buntu.

Ada lagi yang judulnya 2000 Pengacara (25/11/2008) yang terinspirasi dari nawaitu Khofifah Indar Parawansa mengerahkan 2000 pengacara ke MK untuk menggugat hasil pemilukada Jawa Timur. Sumber aslinya koran lokal yang sama, tapi aku lupa tanggal dan judul aslinya.
Mudah-mudahan Khofifah tidak jadi menyiapkan 2000 pengacara untuk mengurus gugatan pilkada Jatim 2008
Buntu juga.

Apakah karena idenya kurang inspiratif sehingga membuatku tak sanggup menelurkan gagasan yang mungkin bisa jadi rujukan (ceileeee!) sejarah demokrasi Indonesia bagi generasi yang akan datang?

Ide awal untuk tulisan pertama cukup cemerlang (tentu saja menurut ku).

Inilah sinopsis tulisan pertama:

....akhirnya mendengar suara dari langit yang menyatakan bahwa beliau terpilih sebagai pemimpin Nuswalantara. Sang Satria Pamungkas, Ratu Adil.
Dengan wajah bercahaya dengan aura halo seperti pada lukisan tentang orang-orang suci, beliau mulai mengumpulkan para peniagikut dan berjalan dari satu wilayah pemilihan ke wilayah pemilihan lainnya. Mengunjungi kantong-kantong suara, menyebarkan pencerahan sesuai wangsit yang didapatnya setelah melakukan puasa mutih sehingga menguasai ajian lampah lumpuh (ini sih, terpengaruh drama radio Saur Sepuh). Seluruh penghuni ceruk lembah dan punggung bukit yang dikunjungi terpesona dan manggut-manggut mengamini isi pidato Sang Juru Selamat Bangsa. Sorak sorai, tepuk tangan, bahkan letusan petasan membahana di setiap kota mengelu-elukan kedatangan Bapak Referensi Bangsa. (ingat....ini parodi, bukan salah ketik). Jangan cuma seratus milyar, seratus zillion juga dengan mudah dikumpulkan untuk mengantarkan Pemangku Wahyu agar menjadi penumpang kereta kencana yang bertuliskan Nuswalantara Satu. 
Demokrasi....oh, indahnya!
Akhirnya tiba hari pemilihan pemimpin bangsa. Kokok ayam pertama disambut dengan sukacita oleh seluruh anak bangsa yang telah akil balig bukan anak-anak, merdeka bukan budak, waras bukan gila. Mereka berduyun-duyun  mendatangi tempat pemungutan suara berdesak-desakan hendak memberikan suaranya, layaknya masyarakat yang berebut lembaran duit yang dilempar seorang motivator dari pesawat terbang dalam rangka promosi buku terbarunya (ini tentu saja seperti deja-vu, karena draft tulisan ini dibuat empat bulan sebelum insiden bagi-bagi duit dari pesawat).
Dan sebagai klimaks, (atau antiklimaks, tergantung mood hati ku pada saat membuat ending):
1) Penerima Wangsit kalah total, dan memutuskan untuk mundur dari dunia persilatan politik. Tapi ternyata dalam perjalanan waktu, mendapat wangsit untuk ikut lagi pada pemilihan periode berikutnya.
vox populi non est vox dei sed vox turbae vagae 
2) Tentu saja menang! Tapi gagal dilantik karena terjadi gugat-menggugat. Nuswalantara terus menerus diguncang intrik, konspirasi, kontra-konspirasi, isu, kontra-isu, polemik, ciamik lah, pokoknya.
vox populi, vox dei (?)  
Sedangkan yang kedua, lebih kepada rasa takjubku bahwa untuk menggugat hasil pemilukada diperlukan 2000 orang pengacara. Membayangkan bahwa dalam ruang sidang akan ada 2000  pengacara membacakan argumen sudah membuatku puyeng. Apalagi bagi Majelis Hakim MK yang terhormat! (tentu saja ini khayalan seorang pandir....)

Tapi yang paling membuatku tak habis pikir, sejak kapan 2000 (baca: dua ribu) pengacara lebih hebat dari 1, 3, 5 atau 7 pengacara? Memangnya keputusan Mahkamah Konstitusi diputuskan berdasarkan jumlah pengacara?

Nyerah, deh. Politik memang bukan santapan ku.