Kamis, Oktober 02, 2008

Burung Bulbul Digigit Semut




Nyanyian bulbul (Luscinia megarhynchos) yang sedang kebelet kawin itu menarik perhatian Sang Maharaja Langit, Kaisar Cina. Kicauan bulbul sepanjang malam sebagai tanda diamuk birahi ternyata menghibur hati sang Kaisar yang sedang stres. Akhirnya baginda memerintahkan Jenderal Pu Kat Bew untuk menangkap bulbul jantan kelabu yang selalu berkicau di dahan pohon leci di depan jendela kamar tidur utama Kaisar. Kamar di istana seluruhnya ada 1001. Selain kamar utama, masih ada 1000 kamar lain yang masing-masing diisi oleh Permaisuri dan 999 selir. Salah satu hal yang membuat Kaisar stres disebabkan beliau selalu lupa nama 1000 perempuan tersebut!

Kicauan burung bulbul jantan yang merupakan manifestasi rasa frustasi karena harus bersaing dengan jantan lainnya dalam upaya mendapatkan bulbul betina, ternyata bagi telinga Kaisar merupakan musik masterpiece yang lual biasa meldu. Bisa dimaklumi karena pada jaman itu belum ada Twelve Girls Band yang diawaki 13 amoy ciamik seperti saat ini. Perlu diketahui, tingkat keberhasilan seekor bulbul jantan mendapat pasangan tergantung pada power yang dimiliki dalam berkicau, seperti hasil penelitian Hansjoerg Kunc peneliti dari University of Zurich, Swiss yang dimuat dalam beberapa terbitan Jurnal Animal Behaviour tahun 2005 - 2006. Berbeda dengan Kaisar yang bisa mendapatkan 1000 wanita, tingkat keberhasilan seekor bulbul jantan mendapatkan jodoh hanya 51 persen saja.

Baru saja ia berhasil memikat hati seekor bulbul betina yang seksi, tiba-tiba..... hap! Bulbul jantan itu terjerat jala milik Jenderal Pu Kat Bew. Tak lama kemudian burung bulbul itu telah berada dalam sangkar emas 18 karat bermotif dua naga terbang saling berpelukan. Mata naga kembar itu terbuat dari rubi merah darah dan sisiknya dari jamrud berwarna hijau bayam. Jenderal Pu Kat Bew sendiri mendapat hadiah dari kaisar seribu tail emas dan salah satu selir Baginda (yang sebetulnya dicampakkan oleh Kaisar karena beliau ingin mengganti dengan yang lebih semlohay...)

Alangkah senangnya hati baginda karena setiap malam ia dapat mendengarkan kicau burung bulbul yang sangat merdu, padahal bulbul jantan merasa kesal karena kehilangan kesempatan mengawini bulbul betina seksi yang sudah menerima lamarannya. Ditambah lagi setiap malam ia harus menyaksikan sang kaisar bergonta-ganti selir!

Sampai akhirnya suatu ketika serombongan utusan Kaisar Jepang yang mengantarkan upeti berkunjung ke Istana Kota Larangan. Diantara barang upeti terdapat peti khusus yang bertandakan 'For His Majesty Only'. Ketika salah satu utusan membuka peti tersebut, Kaisar segera bersembunyi di balik singgasananya. Ya, Kaisar takut kalau dari dalam peti mendadak keluar ninja yang memotong jakunnya dengan lontaran shuriken. Kaisar Jepang pasti masih menyimpan dendam karena telah ditaklukkannya melalui JakenPo alias pingsut ala Timur Jauh. Terlebih lagi ia juga telah merebut Michiyo, geisha paling top di Shinjuku dari pelukan Kaisar Jepang (secara harfiah). Michiyo merupakan selir kesayangan Kaisar sampai saat ini (atau saat itu.... Ini kan kisah dahulu kala!)

Ternyata yang muncul dari dalam kotak adalah tiruan sangkar emas, lengkap dengan burung bulbul yang terbuat dari logam berbagai unsur! Sang utusan membuka pintu sangkar emas duplikat dan memutar kunci pegas yang terdapat di (maaf) dubur bulbul baja tersebut. Tak lama kemudian terdengarlah alunan merdu lagu 'Sukiyaki', persis seperti JIKA dibawakan oleh bulbul jantan.

Kaisar Cina terpesona. Segera ia perintahkan agar burung bulbul mekanik tersebut diletakkan di kamarnya. Sedangkan burung bulbul jantan yang original diperintahkan untuk dilepaskan kembali ke alam bebas.

Bulbul yang akhirnya menghirup udara kemerdekaan itu segera terbang di antara dahan-dahan pohon leci yang sedang berbunga, mencari kekasihnya yang mungkin masih setia menunggu. Pencarian yang jelas sia-sia. Ingat! Dari seratus bulbul jantan hanya 51 ekor yang mendapat pasangan!

Burung bulbul yang kecewa dan patah hati itu melesat terbang tinggi ke angkasa. Ia berniat bunuh diri dengan menjadi bahan lunch seekor rajawali yang terbang solo berputar-putar di antara awan cirrus. Yang terjadi bukannya ia disantap oleh burung lambang negara amerika serikat tersebut, malah diajak untuk ikut musyarawah paripurna burung sejagad yang kisahnya dijadikan untaian syair sufistik oleh Farid al-Din 'Attar dalam Manteq al-Tayr (Conference of the Birds), yang versi Bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Pustaka Jaya tahun 1983.

***


Terkadang orang suka memasang tali jemuran dengan salah satu ujungnya dibuhulkan ke pohon. Begitu juga dengan seorang teman yang memasang jemuran dengan salah satu ujung tali diikat pada dahan pohon mangga dan ujung yang lain dikait dengan paku pada tembok kamar mandi. Tentu saja kegiatan menjemur handuk menjadi hampir tak berjarak.

Suatu hari ketika berhanduk sehabis mandi, dirasakan anggota tubuh yang berada di selangkangannya panas dan berdenyut. Reflek tangannya meraba alat yang sangat vital tersebut. Tangannya berhasil menangkap seekor semut hitam species Dolichoderus thoracicus. Mungkin semut tersebut berasal dari pohon mangga dan berjalan menyusuri tali jemuran mencari sumber logistik yang baru. Ketika sedang berusaha melintasi benang kusut handuk yang tergantung, ia terbawa dan panik ketika badannya hampir lumat digosok-gosokkan ke pangkal paha temanku yang sedang mengeringkan tubuhnya dari air sisa mandi. Untuk menyelamatkan diri, tentu saja ia menggigit sekuat-kuatnya sambil menyemprotkan asam semut......

***


Apa hubungan antara judul, kisah burung bulbul dan semut yang nyasar di handuk yang sedang dijemur?

Pada saat temanku lahir puluhan tahun yang lalu, Bapaknya baru saja selesai membaca buku Musyawarah Burung.
Karena sangat menyukai kisah sufistik tersebut, Bapak temanku tadi terinspirasi untuk memberi nama anaknya yang baru lahir dengan nama BULBUL!

Makanya kisah nyata petualangan temanku dengan semut tadi layak diberi judul: BURUNG(NYA) BULBUL DIGIGIT SEMUT........