Jumat, Desember 20, 2013

Cerpen Kasih


Cerpen tanpa judul ini ditulis Kasih lebih dari setahun silam. Perempuan yang dipanggil dengan sebutan Mama olehnya beberapa hari yang lalu resmi bukan istriku lagi. Dan Kasih sendiri setamat SMP, pindah menyusul bundanya.

Baru sekarang dimuat, bukan karena aku ingin menyembunyikan fakta. Toh, saat ini aku telah terbukti gagal menjadi seorang ayah. (Aku tak pernah merasa gagal sebagai suami. Ketika ego yang dikedepankan, sia-sia bicara tentang benar-salah). Kuharapkan kesalahanku bisa kutebus. Kuharapkan maaf dari anakku yang menjadi korban keegoisan orang-orang dewasa, yang seharusnya melindungi dan menyayanginya.
Baru sekarang dimuat, karena pada saat itu masih berupaya mengendapkan gelisah yang mengharu-biru, serta harapan akan adanya titik cerah. Ternyata memang jalan cerita kehidupan bukanlah hasil skenario manusia.

Mudah-mudahan, isi blog ini selanjutnya dapat kuisi dengan kisah-kisah ceria tentang Kasih. Kisah kasih sayang seorang ayah, yang menyesali bahwa kejamnya dunia harus dirasakan putrinya dalam usia yang masih remaja.

Konflik :
  • BRR bubar
  • Tak boleh ikut bunda dinas
  • Bunda bertemu laki-laki
  • Menjalin hubungan
  • Pertengkaran bunda dan nenek
  • Bunda tersinggung perkataan nenek
  • Bunda minta cerai kepada ayah
  • Aku menangis
  • Bunda pindah ke kost-kostan cewe
  • Ayah tidak memaafkan bunda
  • Perceraian sah!
  • Ingin memaki pengadilan tapi tak mampu
  • Bunda menikah lagi
  • Bunda pindah ke Ternate bersama suami barunya
  • Jarakku dengan bunda sangatlah jauh
  • Tak ada lagi belaian dan perhatian bunda
  • Bajuku berlepotan es cream
  • Es creamku jatuh
  • Ayah mau nikah lagi
  • Aku tidak setuju
  • Aku menangis
  • Ayah membujuk, dan akupun setuju
  • Tak ada yang memikirkan perasaanku
  • Ulang tahun tanpa bunda
  • Kakiku terasa kaku
  • Terharu melihat ayah bersama pengganti bunda



Ayah memberitahukan bunda bahwa BRR bubar. Otomatis ayah tidak bekerja lagi di BRR.
Bundapun marah-marah kepada ayah karena gaji ayah mulai sedikit. Karena hali inipun bunda tiba-tiba di tugaskan ke Jakarta oleh Dinas dan memintaku agar tidak ikut dengannya.
Aku mendengar kabar bahwa bunda bertemu seorang laki-laki di sana, dan menjalin hubungan. Entah hubungan apa yang mereka jalin itu.
Ayah dan aku tahu akan hal itu, karena sesaat sebelum bunda pergi bunda berkata bahwa akan menjumpai seorang laki-laki di sana. Ayah tidak pernah marah akan hal itu, karena bunda telah berkata jujur padanya. Tapi menurutku itu tak pantas dilakukan!
Hari itupun bunda pulang dari Jakarta, aku dan ayah menjemputnya dengan taksi di bandara SIM. Aku menyambutnya dengan pelukan dan senyum yang sangat lebar, karena aku sangat merindukannya.
Setelah itupun pertengkaran bunda dan nenek di mulai!
Pada saat itu, TK YKA mengadakan foto perkelas. Pada saat kelas bunda mendapat gilirannya, nenek berkata bahwa pakaian anak perempuannya sangat pendek dengan menggunakan celana panjang ketat. Bunda langsung tersinggung, karena anak kelas bunda akan tamat TK dan masuk SD. Jadi, wajar saja kalau baju mereka sangat pendek. Nenek tidak terima dengan keluhan bunda tersebut. Akhirnya merekapun bertengkar!
Sesampai di rumah bunda menceritakan semua yang terjadi tadi kepada ayah. Tiba-tiba bunda minta cerai!
Aku yang berada di dalam kamar mendengar pembicaraan mereka. Bunda menangis. Akupun ikut menangis.
Selama perceraian di pengadilan berlangsung, bunda tidur di kamar bersamaku. Banyak hal yang kami ceritakan pada saat itu. Sedih, duka, senang, canda dan tawapun kami habiskan berdua.
Setelah 5 hari, bunda pindah ke kost-kostan cewe. Pamit denganku dan ayah. Bunda mencium tangan ayah, tiba-tiba ayah berkata bahwa dia tidak akan memaafkan bunda. Bundapun menangis dan berkata tidak apa-apa.
Pada saat perceraian, ayah menyewa pengacara untuk mempertahankanku. Sejujurnya aku lebih memilih ikut bersama ayah, karena aku tahu bunda akan menikah lagi dan aku juga masih ingin di Banda Aceh dengan sahabat-sahabat seperjuanganku.
Perceraian sah!
Akhirnya hak asuhpun jatuh ke tangan ayah. Aku, ayah dan bunda menangis. Bunda minta maaf padaku sambil memelukku. Aku terdiam membisu.

apakah aku akan mendapatkan kebahagiaan?
apakah aku akan melihatnya lagi?
apakah aku akan di kenang?

Ingin rasanya memaki pengadilan!
Sepanjang jalan pulang, aku bergumam tak jelas tentang rasa ingin memaki pengadilan itu. Tentu saja, anak mana sih yang ingin melihat kedua orang tuanya bercerai?
Aku terus berkata bahwa pengadilan bodoh, bego, sudah tidak tahu masalah main ceraiin saja!


Tanpa terasapun bunda mengabariku bahwa pernikahannya akan diadakan di Malang. Sebuah undangan perkawinan aku terima di sini. Bunda menginginkan kehadiranku. Tapi ayah melarangku pergi ke sana. Bundapun pindah ke Ternate bersama suami barunya. Sejujurnya, jangkauanku dan bunda sangatlah jauh. Sama-sama di ujung Indonesia.
Aku terdiam di kamar, merasakan kesepian yang amat dalam. Tanpa belaian dan kasih sayang seorang bunda yang amatku cinta.
Tanpa terasapun, tiba-tiba aku telah menulis sebuah coretan yang indah tapi sangatlah rapuh. Coretan ini aku tuang dalam sebuah kertas, coretan inipun berasal dari lubuk hatiku yang paling dalam.

    Bagiku tak ada yang lebih menyenangkan selain berdiam diri melamunkan sesuatu di tempat yang tenang. Hanya untuk menenangkan jiwa yang letih. Hatiku takkan lama lagi akan lumpuh dan hancur. Begitu berat cinta yang kualami. Pahit maupun manisnya, terasa sudah. Semua itu tidak akan pernah kembali normal. Itu adalah suatu hal yang mustahil.
    Ya Allah, aku hanya ingin mereka bahagia. Aku tak mau egois mementingkan diri sendiri. Tapi aku memohon satu hal. Tolong kuatkan aku dalam menghadapi semua ini. Beri aku kekuatan, petunjuk dan ketegaran hati yang ikhlas. Mungkin dengan ini dapat membahagiakan mereka. Aku yakin, masalah sebesar apapun dapat teratasi.

Aku pergi ke toko untuk membeli es cream favoritku. Karena ayah tidak ada di rumah, aku membelinya sendiri dengan berjalan kaki. Pada saat sampai di rumah, aku langsung memakan es cream tadi tanpa memperdulikan bahwa bajuku sudah berlepotan dengan es cream berwarna rainbow itu.
Setelah aku memakan ujung es cream itu, di sticknya tertulis “Beruntung”. Tiba-tiba ayah mengajakku bicara. Sejujurnya aku tak memperdulikannya bicara, aku asyik dengan es creamku sendiri.
Tiba-tiba aku mendengar ayah mengatakan calon istri.
Tersadar aku bahwa ayah telah memiliki calon istri. Es creamku jatuh!


Aku kaget dengan kata-kata yang cuma dua kata itu tapi sungguh menyakitkan maknanya. Aku menangis tersedu-sedu mendengar kabar yang sangat menyiksa itu. Aku tak menyetujui pernikahannya dengan pacar barunya. Tapi apa daya, ayah membujukku dengan kata-kata yang menyentuh hatiku. Ayah berkata, “apakah Kasih tak ingin melihat ayah bahagia lagi? Ayah sudah tua nak. Apakah Kasih nggak mau melihat ayah bahagia sekali ini saja?”
Aku yang mendengar ucapannya itu, entah dari mana tiba-tiba saja aku menyetujuinya untuk menikah lagi. Hati ini membabi buta, sakitnya bukan main yang kurasa!
Ayah, apakah ayah juga memikirkan perasaanku di sini?

Dalam waktu 3 tahun belakangan ini, hidupku hancur sudah!
Apa yang telah ku perbuat sampai semuanya hancur seperti ini?
Apakah aku tidak di inginkan?

Pertanyaan dan terus-terusan saja pertanyaan yang ada di kepalaku ini. Aku menginginkan 1001 jawaban lebih sekarang!

Aku dan ayah bersiap-siap berangkat ke Padang, hari itu adalah hari ulang tahunku. Ayah berencana merayakannya di sana bersama keluarga baru di Padang.
Sesampaiku di bandara Minangkabau, mama dan abang menjemputku dan ayah. Kamipun langsung melaju ke Pizza Hut. Rupanya mama sudah menyiapkan blackforest berselimut cream di luarnya. Umm, enaknya bukan main.
Akhirnya acara makan-makanpun selesai.

Kau tahu, bagiku ulang tahun tanpa kedua orang tuaku itu seperti perayaan kematianku?
Ulang tahun tanpa doa dari kedua orang tua, seperti hidup tanpa arah
Amanat-amanat mereka itu yang mendorongku untuk maju

Mama membawaku untuk tidur di rumahnya. Aku tidur bersamanya di kamarnya. Dengan kasur ukuran King.Keesokan paginya, mulailah kesibukan persiapan pernikahan. Mulai dari rancangan baju, dekorasi, dan lain-lain. Setelah itupun aku mencoba mencarikan kado untuk kedua sahabatku yaitu Ayu dan Ghufrani. Juga beberapa oleh-oleh lainnya. Setelah sibuk mencari-cari, kakiku mulai terasa kaku. Selama perjalanan, aku hanya duduk diam di mobil sambil makan cemilan yang mama belikan tadi.
Setelah semuanya beres, aku dan ayah pindah ke hotel tempat dimana pesta pernikahan dilaksanakan.
Pernikahan ayah dan mama berlangsung dengan lancar karena izin dari-Nya. Aku merasakan kebahagiaan mereka, meski hati ini menentang.
Aku pulang lebih awal, dan ayah pulang 5 hari setelahku.
Semenjak mama tinggal di Banda Aceh, aku mulai gemukan. Karena di rumah sudah ada yang masak. Aku selalu minta pada mama untuk di masakin ini dan itu. Aku juga selalu membantu mama, walaupun kadang kala aku menghabiskan waktu di kamar, dan tak pernah keluar kamar.
Tapi sebaik-baiknya mama, tetap lebih baik bunda 1001 kali. Karena bagaimanapun lebih merasa nyaman dengan bunda kandung.

Bunda, aku kangen. Aku pingin makan masakan bunda lagi. Aku pingin tidur sama bunda lagi. Habiskan waktu bersama bunda.

Aku pikir bunda tak ada gantinya di mata ayah, tapi rupanya aku salah. Ayah mendapat pengganti dirinya.
Apa karena sebuah alasan, atau terpaksa, atau malah untuk melupakan bunda?
Begitu juga pemikiranku dengan bunda.
Apa bunda sudah tidak cinta lagi dengan ayah, atau ada orang ketiga?
.  .  .




Jumat, September 13, 2013

Restoran di Akhir Alam Semesta: Bab 2


Seperti kapal Vogon umumnya, ia tampak seperti tidak dirancang sebagai sesuatu yang solid. Gundukan-gundukan dan bangunan berwarna kuning menjemukan mencuat dari sudut yang tak sedap dipandang yang seharusnya menodai penampilan kapal tersebut, tapi dalam kasus ini sayangnya tidak terjadi. Hal-hal yang lebih jelek sudah pernah muncul di langit, tetapi bukan dari saksi-saksi yang dipercaya.

Bahkan untuk menyaksikan sesuatu yang jauh lebih jelek dari kapal Vogon Anda harus masuk ke dalamnya dan melihat langsung seorang Vogon. Namun jika Anda bijak, justru Anda akan menghindari melakukan hal ini karena rata-rata Vogon tidak akan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu yang mengerikan terhadap Anda sehingga Anda akan berharap Anda tidak pernah dilahirkan - atau (jika Anda adalah seorang berakal dengan kemampuan berpikir lebih jernih) Vogon tidak pernah dilahirkan.

Malah sebenarnya, Vogon umumnya tidak berpikir sekali. Akalnya sederhana, tekadnya keras, makhluk berotak keong, dan diciptakan bukan untuk berpikir. Analisa terhadap anatomi Vorgon mengungkapkan bahwa otaknya cacat bawaan, salah letak dan merupakan hati yang mengidap gangguan pencernaan. Hal paling baik yang dapat Anda katakan tentang mereka adalah bahwa mereka tahu apa yang mereka suka, dan apa yang mereka sukai umumnya melibatkan menyakiti orang lain dan, sedapat mungkin, menjadi sangat marah.

Satu hal yang mereka tidak sukai adalah meninggalkan pekerjaan yang belum selesai - terutama Vogon yang satu ini, dan khususnya - untuk berbagai alasan - tugas yang ini.

Vogon yang satu ini adalah Kapten Prostetnic Vogon Jeltz dari Dewan Perencanaan Hyperspace Galaksi, dan dia telah mendapat tugas menghancurkan apa yang disebut "planet" Bumi.

Ia menyeret tubuh kejinya secara monumental ke dalam kursinya yang berlendir dan tidak sesuai ukuran serta menatap layar monitor di mana kapal luar angkasa Heart of Gold sedang dipindai secara sistematis.

Hanya sedikit arti Heart of Gold baginya, meski dengan Kendali-Ketidakbolehjadian-Tanpa-Batas, Heart of Gold merupakan wahana antariksa paling indah dan revolusioner yang pernah dibuat. Estetika dan teknologi merupakan buku tertutup untuknya dan, seandainya dia diberi kesempatan, buku-buku itu akan dibakar dan dikubur sekalian.

Bahkan lebih kurang penting baginya bahwa Zaphod Beeblebrox berada di atas kapal tersebut. Zaphod Beeblebrox, sekarang mantan Presiden Galaksi, dan walau setiap angkatan kepolisian di Galaksi saat ini sedang mengejar ia berikut kapal curiannya, Vogon ini sama sekali tidak tertarik.

Ia punya ikan lain untuk digoreng.

Telah dikatakan bahwa Vogon tidak kebal penyuapan dan korupsi kecil seperti laut tidak di atas awan, dan sangat benar dalam kasus ini. Ketika mendengar kata-kata "integritas" atau "kejujuran moral", ia meraih kamusnya, dan ketika ia mendengar denting uang kontan dalam jumlah besar ia akan meraih buku peraturan dan mencampakkannya jauh-jauh.

Sangat ngotot untuk menghancurkan bumi dan semua yang terletak didalamnya, ia bergerak melampaui panggilan tugas profesionalnya. Bahkan ada keraguan, apakah jalan pintas benar-benar akan dibangun, namun pertanyaan tentang hal tersebut berhasil dibungkam.

Ia mendengus melontarkan geraman puas.

"Komputer," ujarnya parau, "telpon spesialis perawatan otak gue."

Dalam hitungan detik wajah Gag Halfrunt muncul di layar, dengan seringaian senyum seorang pria yang sadar bahwa dia sepuluh tahun cahaya jauhnya dari wajah Vogon yang sedang dipandangnya. Dalam senyum itu terlintas sekilas ironi. Meskipun Vogon itu menyebutnya sebagai "spesialis perawatan otak pribadi gue"  tidak ada otak yang harus dirawat, dan sesungguhnya Halfrunt lah yang mempekerjakan Vogon tersebut. Dia membayarnya dengan banyak sekali uang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sangat kotor. Sebagai salah satu psikiater yang paling menonjol dan sukses di Galaksi, ia dan rekan-rekan konsorsiumnya cukup siap untuk menghabiskan banyak sekali uang ketika masa depan psikiatri dipertaruhkan.

"Ya," katanya, "Halo Kapten Vogon Prostetnic-ku, bagaimana perasaanmu hari ini?"

Kapten Vogon mengatakan kepadanya bahwa dalam beberapa jam terakhir dia telah melenyapkan hampir setengah krunya dalam latihan kedisiplinan.

Sedetikpun senyum Halfrunt tidak berubah.

"Yah," katanya, "Kau tahu? Saya rasa itu termasuk perilaku normal untuk Vogon. Penyaluran alami dan sehat naluri agresif menjadi kekerasan yang tidak masuk akal."
"Itu," gemuruh Vogon, "nyang lu omongin melulu."
"Yah lagi," sambut Halfrunt, "Saya pikir ini perilaku normal psikiater. Baik. Jelas kita berdua cocok dengan kondisi mental kita hari ini. Sekarang katakan padaku, bagaimana kabar tugas Anda? "
"Kite udah nemuin kapalnye."
" Luaaar biasa," kata Halfrunt, "Wonderful! Dan isinya?"
"Si Manusia Bumi ade di dalamnye."
"Excellent! Dan ...?"
"Seorang wanita dari planet yang sama. Mereka adalah yang terakhir."
"Bagus, bagus," berseri-seri Halfrunt, " Siapa lagi?"
"Laki-laki itu, Prefect."
"Ya?"
" Dan Zaphod Beeblebrox."

Sekilas senyum Halfrunt berkedip.
"Ah, ya," katanya, "Saya telah menduga. Hal yang sangat disesalkan."
"Seorang teman dekat?" tanya si Vogon yang pernah mendengar ungkapan itu entah dimana dan memutuskan untuk mencobanya.
"Ah, tidak," jawab Halfrunt, "Tahukah Anda, dalam profesi saya, kita tidak mempunyai teman dekat. "
"Ah," gerutu Vogon tersebut, "sikap profesional."
"Bukan," kata Halfrunt riang, "kami bukan teman."
Dia berhenti. Mulutnya terus tersenyum, tapi matanya mengernyit sedikit.
"Tapi Anda tahu," katanya, "Beeblebrox merupakan salah satu klien saya yang paling menguntungkan. Dia memiliki masalah kepribadian yang melampaui impian para analis."
Ia menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya dengan enggan mengabaikan keuntungan jika Beeblebrox tetap eksis.
"Jadi," katanya, "Anda siap untuk tugas Anda?"
"Yo'i"
"Baik. Hancurkan kapal itu segera."
"Gimana Beeblebrox?"
"Yah," jawab Halfrunt cerah, "Zaphod2) saja orang itu, tahu?"
Ia menghilang dari layar.
Kapten Vogon menekan tombol komunikator yang menghubungkan ia dengan sisa-sisa krunya.
"Serang," katanya.

Pada saat yang bersamaan Zaphod Beeblebrox sedang berada di dalam kabinnya menyumpah-nyumpah dengan suara keras. Dua jam yang lalu, ia mengatakan bahwa mereka akan pergi ke Restoran di Akhir Alam Semesta untuk kudapan kilat, setelah bertengkar hebat dengan komputer dan berteriak bahwa ia akan menyelesaikan faktor Ketidakbolehjadian dengan pensil .
Kendali-Ketidakbolehjadian menjadikan Heart of Gold kapal yang paling bertenaga dan tak terduga yang pernah ada. Tidak ada yang tidak bisa dilakukannya, asalkan Anda tahu persis bagaimana tidakmungkinnya hal yang Anda inginkan maka hal itu akan terjadi.

Ia mencurinya ketika, sebagai Presiden, seharusnya meresmikan peluncuran kapal itu. Ia tidak tahu persis mengapa ia mencurinya, kecuali bahwa ia menyukainya .

Ia tidak tahu mengapa ia menjadi Presiden Galaksi, kecuali bahwa tampaknya itu hal yang menyenangkan.
Ia tahu bahwa ada alasan-alasan yang lebih baik dari ini, tetapi alasan-alasan tersebut terkubur di ruang yang gelap, dalam bagian yang terkunci dari dua otaknya. Ia berharap bagian terkunci dari dua otaknya akan lenyap karena kadang-kadang mereka muncul sesaat dan menempatkan pikiran-pikiran aneh ke dalam bagian menyenangkan dari pikiran yang terang dan mencoba untuk mengalihkan ia dari apa yang ia yakini sebagai kegiatan utama hidupnya, yaitu waktu untuk bersenang-senang yang luar biasa.

Pada saat ini ia sedang tidak bersenang-senang. Ia sudah kehabisan kesabaran dan juga pensil serta merasa sangat lapar.

"Cacar bintang!" teriaknya.

Tepat pada saat yang sama, Ford Prefect melayang di udara. Hal ini bukan karena ada yang salah dengan medan gravitasi buatan, tetapi karena ia melompat menuruni lubang-tangga yang menuju kabin pribadi. Sebuah lompatan yang sangat tinggi untuk satu kali loncat dan ia mendarat canggung, tersandung, segera berdiri, berlari menyusuri koridor menabrak beberapa robot pelayan mini beterbangan, tergelincir di tikungan, mendobrak pintu kabin Zaphod dan melontarkan apa yang ada di benaknya .

"Vogons," katanya.

Beberapa saat sebelumnya, Arthur Dent keluar dari kabinnya untuk mendapatkan secangkir teh. Ia tak begitu optimis akan hasilnya, karena tahu bahwa satu-satunya sumber minuman hangat untuk seluruh kapal adalah peralatan kadaluarsa produksi Sirius Cybernetics Corporation. Nama alatnya Nutri-Matic Drinks Synthesizer, dan ia pernah punya pengalaman dengan alat tersebut.

Dinyatakan mampu membuat berbagai minuman yang sesuai dengan kepribadian dan selera serta metabolisme orang yang peduli untuk menggunakannya. Meskipun, ketika diuji, barang itu selalu mengeluarkan cangkir plastik yang terisi cairan yang hampir, tetapi nyaris, sepenuhnya berbeda dengan teh.
Ia mencoba beragumen dengan alat tersebut.

"Teh," katanya .

"Berbagi dan nikmati," mesin menjawab dan memberikannya secangkir cairan yang menjijikkan.

Dia membuangnya.

"Berbagi dan nikmati," ulang mesin dan memberinya secangkir cairan yang sama.

"Berbagi dan Nikmati " adalah moto divisi Keluhan perusahaan Sirius Cybernetics Corporation, yang mencakup daratan utama tiga planet berukuran sedang dan merupakan satu-satunya bagian perusahaan yang menunjukkan keuntungan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Tulisan motto itu dengan huruf terang benderang berdiri - atau lebih tepatnya pernah berdiri - setinggi lima kilometer dekat Departemen Keluhan terminal antariksa Eadrax. Sayangnya saking beratnya, tak lama setelah didirikan, tanah di bawah huruf-huruf itu menyerah dan terbenam hampir separuh tingginya menelan kantor-kantor eksekutif keluhan muda yang berbakat - kini semuanya almarhum.

Bagian atas huruf yang menonjol di permukaan, kini terbaca sebagai "Tancapkan  kepalamu ke dalam seekor babi" dalam bahasa setempat, tidak lagi terang benderang, kecuali pada saat-saat perayaan khusus.

Arthur membuang cangkir yang keenam.

"Dengar, mesin," katanya ,"Kamu mengklaim dapat mensintesis minuman apapun yang ada, jadi mengapa kamu terus memberi saya barang yang sama?"

"Data indera dan rasa yang menyenangkan," mesin mengoceh.

"Berbagi dan Nikmati."

"Rasanya menjijikkan!"

"Jika Anda menikmati pengalaman meminum minuman ini," lanjut mesin, "mengapa tidak berbagi dengan teman-teman Anda?"

"Karena," kata Arthur ketus, "Aku mau menyimpannya. Maukah kamu mencoba untuk memahami apa yang aku katakan? Minuman ini..."

"Minuman ini, " dengan manis mesin menyela, "disesuaikan secara individual untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesenangan pribadi Anda."

"Ah," kata Arthur, "jadi aku harus menderita demi kesenanganku?"

"Berbagi dan Nikmati."

"Oh, diam!."

"Sudah cukup?"

Arthur memutuskan untuk menyerah .

"Ya," katanya .

Lalu ia memutuskan terkutuklah ia jika menyerah.

"Tidak," katanya, "Begini,....yang aku inginkan.... yang aku inginkan.... sangat sederhana... cuma secangkir teh. Kamu akan membuatkan satu untuk saya. Diam dan dengarkan."

Ia lalu duduk. Ia bercerita kepada Nutri-Matic tentang India, ia bercerita tentang Cina, ia bercerita tentang Srilanka. Ia bercerita tentang daun lebar yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Ia bercerita tentang teko dari perak. Ia bercerita tentang sore hari di musim panas di pekarangan rumah. Ia bercerita tentang susu dimasukkan sebelum teh sehingga tidak menggumpal. Dia bahkan bercerita (secara singkat) tentang sejarah East India Company.

"Jadi cuma itu?"  kata Nutri-Matic setelah ia selesai bicara.
"Ya," kata Arthur, "itu yang aku inginkan. "
"Anda ingin rasa daun kering direbus dalam air?"
"Eh, ya. Ditambah susu. "
"Yang menyemprot dari sapi betina?"
"Nah, aku kira bisa dibilang begitu..."
"Saya butuh bantuan dengan yang satu ini," kata mesin singkat. Semangat keceriaan hilang dari suaranya yang artinya ia serius sekarang.
"Yah, aku bisa menolong," kata Arthur .
"Anda sudah melakukan cukup," kata Nutri-Matic memberitahunya .

Nutri-Matic memanggil komputer kapal.
"Hai!" jawab komputer kapal.

Nutri-Matic menjelaskan tentang teh kepada komputer kapal. Komputer terhenyak, menghubungkan sirkuit logika dengan Nutri-Matic dan kemudian mereka berdua terjerumus ke dalam keheningan yang muram.

Arthur mengawasi dan menunggu untuk beberapa saat, tapi tidak terjadi apa-apa.
Dipukulnya mesi itu, namun tetap tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya ia menyerah dan berjalan ke anjungan.

Dalam keterasingan hampa ruang angkasa, Heart of Gold diam bergayut. Di sekitarnya berbinar milyaran lubang jarum Galaksi. Dan beringsut mendekatinya benjolan kuning jelek kapal Vogon.

2) Seperti dugaanku, nama-nama tokoh atau tempat juga merupakan permainan kata. Zaphod disini dapat diartikan 'zap', memusnahkan dengan senjata mematikan. Tidak semua nama dapat kupahami maknanya, karena biasanya mengalami perubahan bunyi. 

Sabtu, September 07, 2013

Restoran di Akhir Alam Semesta: Bab 1


Jalan cerita sejauh ini:

Pada awalnya, diciptakan lah alam semesta.

Hal ini telah membuat banyak orang sangat marah dan secara luas dianggap sebagai sebuah langkah buruk.

Banyak ras yang percaya bahwa itu dibuat oleh semacam Tuhan, meskipun masyarakat Jatravartid dari Viltvolde VI percaya bahwa seluruh alam semesta sebenarnya hasil bersin yang keluar dari hidung Arkleseizure1) sang Hijau Besar.

Para Jatravartid yang hidup dalam ketakutan terus-menerus akan tibanya suatu saat yang disebut Kedatangan Saputangan Putih Besar, merupakan makhluk biru kecil dengan lebih dari lima puluh lengan, dan karenanya menempati posisi unik dalam sejarah karena menjadi satu-satunya ras yang menciptakan deodoran semprot sebelum menemukan roda.

Namun Teori  Arkleseizure sang Hijau Besar ini tidak diterima di luar Viltvolde VI sehingga, alam semesta menjadi tempat yang membingungkan dan perlu penjelasan lain yang dicari terus-menerus.

Misalnya, ras sejenis makhluk hipercerdas pan-dimensional telah membangun sendiri sebuah superkomputer raksasa yang disebut Pikiran Dalam untuk menghitung Jawaban Akhir untuk Pertanyaan tentang Kehidupan, Alam Semesta, dan Segalanya.

Selama tujuh setengah juta tahun, Pikiran Dalam menghitung dan menghitung, hingga akhirnya menyatakan bahwa jawabannya adalah Empat-puluh-dua - sehingga diperlukan membangun sebuah komputer lainnya untuk mencari tahu apa yang menjadi Pertanyaan Utama dari jawaban tersebut.

Dan komputer ini, disebut dengan Bumi, sedemikan besarnya sehingga sering dikelirukan sebagai planet - khususnya oleh makhluk aneh mirip kera yang menjelajahi permukaannya dan sama sekali tidak menyadari bahwa mereka hanyalah bagian dari sebuah program komputer raksasa.

Hal yang sangat ganjil sebenarnya, karena tanpa cuilan pengetahuan yang nyata dan sederhana itu, apa yang telah terjadi di Bumi tak ada yang dapat diterima akal sehat sedikitpun.

Tapi sangat disayangkan, tepat menjelang saat-saat  kritis keluar hasil perhitungan, Bumi tiba-tiba dihancurkan oleh bangsa Vogon untuk membuat jalan, - begitulah klaim mereka - jalan pintas hyperspace yang baru, sehingga harapan untuk menemukan arti kehidupan lenyap selamanya.

Atau kelihatannya seperti itu.

Dua makhluk aneh mirip kera masih hidup.

Arthur Dent lolos pada saat-saat terakhir karena mendadak seorang teman lamanya, Ford Prefect, ternyata berasal dari planet kecil di sekitar Betelgeuse, bukan dari Guildford seperti pengakuannya selama ini, dan yang lebih penting, dia tahu bagaimana cara menumpang  piring terbang.

Tricia McMillan - atau Trillian - telah meninggalkan Bumi enam bulan sebelumnya dengan Zaphod Beeblebrox, yang kemudian menjadi Presiden Galaksi.

Dua korban selamat.

Mereka berdua yang tersisa dari percobaan terbesar yang pernah dilakukan - menemukan Pertanyaan Utama dari Jawaban Akhir Kehidupan, Alam Semesta, dan Segalanya.

Dan, kurang dari delapan ratus lima ribu kilometer dari wahana antariksa mereka yang terhanyut lamban dalam gelap gulitanya ruang angkasa, sebuah kapal Vogon bergerak perlahan menuju ke arah mereka....

1) Arkleseizure bisa diartikan Arksikejang, Arksiayan atau Arksisawan. Penerjemah memilih untuk menjaga kedekatan dengan novel aslinya, namun membuat catatan kaki, dengan asumsi bahwa (mungkin) Adam Douglas menamai tokoh tersebut dengan maksud tertentu. Mungkin juga tidak. 


Restoran di Akhir Alam Semesta


Panduan Menjelajah Galaksi bagi Penumpang Gratisan (The Hitchhiker's Guide to the Galaxy).

Andaikata aku memilikinya. Bukan DVD film ataupun novelnya yang menjadi sumber adaptasi film dan miniseri TV, bermula diangkat dari sandiwara radio dengan judul yang lebih panjang, The Hitchhiker's Guide to the Galaxy Primary and Secondary Phases.

Yang aku inginkan adalah Panduan yang asli. Edisi terbaru terbitan Megadodo Publications yang berkantor pusat di Ursa Minor Beta. Yang digunakan Ford Prefect (yang juga merupakan peneliti untuk buku panduan elektronik itu sendiri) untuk mengunjungi berbagai lokasi di jagad raya dengan cara menumpang berbagai wahana luar angkasa, baik secara gelap maupun terang-terangan. Ada yang punya?

Komedi fiksi-ilmiah merupakan favoritku. Baik secara terpisah sebagai komedi atau fiksi ilmiah saja, atau sebagai subgenre.

Setelah sekian lama membaca berbagai judul novel fiksi ilmiah, baik yang klasik maupun modern, timbul keinginan menyadurkan beberapa dalam bahasa Indonesia.

Perlu diketahui, aku bukan pakar bahasa tertentu. Kosakataku masih terbatas, termasuk kosakata bahasa Indonesiaku yang masih belum layak untuk dibanggakan. Secara serius - tapi dianggap sebagai seloroh - aku mengakui bahwa bahasa Inggris ku bahasa kampung dan bahasa daerah ku - terutama bahasa Aceh - bahasa kota. Dalam arti kata, bahasa Inggris yang sederhana, bahasa daerah yang amburadul. Masyarakat kota Banda Aceh pada masa ku kecil nyaris tidak mengenal bahasa daerah sendiri. Kami berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dialek Aceh.

Pilihan pertamaku jatuh pada The Restaurant at the End of the Universe, sekuel The Hitchhiker's Guide to the Galaxy. Alasanku sederhana saja: belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (kalau ada dengan senang hati akan ku beli dan posting ini ku edit menjadi resensi), belum pernah difilmkan atau diseri tv-kan, meskipun beberapa bagiannya diadaptasi dari penutup seri radio.

Apakah aku akan berhasil menyadurkannya sampai tuntas itu urusan nanti. Toh aku mengerjakan ini secara prodeo. Di waktu senggangku yang makin lama makin berkurang digerus kesibukan yang tak habis-habisnya, jika dan hanya jika suatu daya misterius menghendaki ku melanjutkan usaha yang nyaris mustahil ini.

Tapi jika kemudian ada yang tertarik untuk mengoreksi atau melanjutkan kerjaan ini, takkan ku sia-siakan pertolongan tersebut. Sungguh!

Aku akan menyajikannya secara per bab, kapan sempat, dan hanya jika aku kehabisan ide untuk menulis hal-hal lain. Eng ing eeeeeng! Tunggu Bab Satu.


Rabu, September 04, 2013

Menulis Politik




Menulis politik bukan keahlianku. Sepanjang sejarah ngeblog, baru tiga kali aku membuat postingan yang berbau politik: Wajah ItuDemokrasi, dan Jadikan Selubung Kerandaku.

Bukannya tak pernah mencoba untuk menulis tentang politik yang lain.

Tajuk dari koran lokal lima tahun silam yang bunyinya "Amin Rais Tunggu Petunjuk Langit" mengilhamiku untuk membuat tulisan Petunjuk Langit (13/01/2008).
Judul halaman yang tertera pada sepotong koran lokal Senin yang lalu:
Amin Rais Tunggu Petunjuk Langit.
Menarik perhatianku, karena kulanjutkan dengan membaca isi. Ternyata tentang Amin Rais yang belum memutuskan akan ikut mencalonkan diri menjadi Presiden tahun depan atau tidak.
"Sedang menunggu petunjuk dari langit," katanya.
Tapi ada embel-embel lagi.
"Biaya ikut pemilihan presiden banyak. Kalau cuma 100 milyar mana cukup." Kira-kira begitu bunyinya, karena korannya bekas pembungkus kacang rebus.
 Selanjutnya....buntu.

Ada lagi yang judulnya 2000 Pengacara (25/11/2008) yang terinspirasi dari nawaitu Khofifah Indar Parawansa mengerahkan 2000 pengacara ke MK untuk menggugat hasil pemilukada Jawa Timur. Sumber aslinya koran lokal yang sama, tapi aku lupa tanggal dan judul aslinya.
Mudah-mudahan Khofifah tidak jadi menyiapkan 2000 pengacara untuk mengurus gugatan pilkada Jatim 2008
Buntu juga.

Apakah karena idenya kurang inspiratif sehingga membuatku tak sanggup menelurkan gagasan yang mungkin bisa jadi rujukan (ceileeee!) sejarah demokrasi Indonesia bagi generasi yang akan datang?

Ide awal untuk tulisan pertama cukup cemerlang (tentu saja menurut ku).

Inilah sinopsis tulisan pertama:

....akhirnya mendengar suara dari langit yang menyatakan bahwa beliau terpilih sebagai pemimpin Nuswalantara. Sang Satria Pamungkas, Ratu Adil.
Dengan wajah bercahaya dengan aura halo seperti pada lukisan tentang orang-orang suci, beliau mulai mengumpulkan para peniagikut dan berjalan dari satu wilayah pemilihan ke wilayah pemilihan lainnya. Mengunjungi kantong-kantong suara, menyebarkan pencerahan sesuai wangsit yang didapatnya setelah melakukan puasa mutih sehingga menguasai ajian lampah lumpuh (ini sih, terpengaruh drama radio Saur Sepuh). Seluruh penghuni ceruk lembah dan punggung bukit yang dikunjungi terpesona dan manggut-manggut mengamini isi pidato Sang Juru Selamat Bangsa. Sorak sorai, tepuk tangan, bahkan letusan petasan membahana di setiap kota mengelu-elukan kedatangan Bapak Referensi Bangsa. (ingat....ini parodi, bukan salah ketik). Jangan cuma seratus milyar, seratus zillion juga dengan mudah dikumpulkan untuk mengantarkan Pemangku Wahyu agar menjadi penumpang kereta kencana yang bertuliskan Nuswalantara Satu. 
Demokrasi....oh, indahnya!
Akhirnya tiba hari pemilihan pemimpin bangsa. Kokok ayam pertama disambut dengan sukacita oleh seluruh anak bangsa yang telah akil balig bukan anak-anak, merdeka bukan budak, waras bukan gila. Mereka berduyun-duyun  mendatangi tempat pemungutan suara berdesak-desakan hendak memberikan suaranya, layaknya masyarakat yang berebut lembaran duit yang dilempar seorang motivator dari pesawat terbang dalam rangka promosi buku terbarunya (ini tentu saja seperti deja-vu, karena draft tulisan ini dibuat empat bulan sebelum insiden bagi-bagi duit dari pesawat).
Dan sebagai klimaks, (atau antiklimaks, tergantung mood hati ku pada saat membuat ending):
1) Penerima Wangsit kalah total, dan memutuskan untuk mundur dari dunia persilatan politik. Tapi ternyata dalam perjalanan waktu, mendapat wangsit untuk ikut lagi pada pemilihan periode berikutnya.
vox populi non est vox dei sed vox turbae vagae 
2) Tentu saja menang! Tapi gagal dilantik karena terjadi gugat-menggugat. Nuswalantara terus menerus diguncang intrik, konspirasi, kontra-konspirasi, isu, kontra-isu, polemik, ciamik lah, pokoknya.
vox populi, vox dei (?)  
Sedangkan yang kedua, lebih kepada rasa takjubku bahwa untuk menggugat hasil pemilukada diperlukan 2000 orang pengacara. Membayangkan bahwa dalam ruang sidang akan ada 2000  pengacara membacakan argumen sudah membuatku puyeng. Apalagi bagi Majelis Hakim MK yang terhormat! (tentu saja ini khayalan seorang pandir....)

Tapi yang paling membuatku tak habis pikir, sejak kapan 2000 (baca: dua ribu) pengacara lebih hebat dari 1, 3, 5 atau 7 pengacara? Memangnya keputusan Mahkamah Konstitusi diputuskan berdasarkan jumlah pengacara?

Nyerah, deh. Politik memang bukan santapan ku.

Jumat, Agustus 30, 2013

Manusia Jadi-Jadian



Kalau Anda mengamati jejaring sosial, mungkin Anda menemukan banyak kemarahan, tudingan atau kekecewaan yang dijejalkan pada dinding-dinding pribadi ataupun halaman-halaman kelompok. Media sosial sebagai katarsis terhadap tekanan realita hidup menunjukkan bahwa jalur komunikasi formal kurang berfungsi di dunia nyata. Dialog yang harusnya menjembatani perbedaan pendapat antara dua pihak yang berbeda berganti menjadi monolog-monolog yang hanya bermakna dan dimaknai secara individu dengan keakuan yang menggelembung memenuhi ruang dunia maya.

Anda juga akan menemukan kebohongan, karena kejujuran merupakan hal langka, barang aneh.
Gambar wajah dan peristiwa hasil rekayasa. Palsu semata. Wajah-wajah tak asli yang sangat berbeda jika Anda jumpai di bawah sinar mentari, karena yang terpampang di kronologi adalah hasil permainan digital atau polesan kosmetika maya, terpisah di ruang waktu yang lain.

Ada orang-orang yang menyembunyikan diri di dunia nyata dan menciptakan dunia baru di jalur cyber. Mereka memalsukan data diri: mulai dari nama, kota tempat tinggal, usia, status hubungan dan pekerjaan. Memang ada hal-hal yang sebaiknya disembunyikan untuk kenyamanan dan keamanan. Tapi jika seseorang mengganti nama berkali-kali, tinggal di pelosok tapi mengaku di ibukota, berkeluarga tapi berlagak seperti manusia bebas....orang seperti ini wajib Anda curigai.

Pernyataan-pernyataan manisnya (rindu, cinta, sayang, cemburu) biasanya tidak tertuju kepada orang tertentu. karena memang niatnya untuk 'tebar pesona'. Gambar yang dipajang menunjukkan sifat narsis yang akut. Dindingnya dipenuhi potret wajah dalam tampilan terbaik. Acap menunjukkan gejala bipolar disorder: dalam satu hari bisa menunjukkan kesedihan, kemarahan, dan kegembiraan sekaligus.

Tanggapan-tanggapan terhadap pernyataan tersebut menjadi penghibur hati dan dimaknai sebagai hal nyata. Dari hubungan imajiner ini terkadang berlanjut turun ke bumi: mulai dari pesan di kotak surat, chatting dan bagi-bagi pin blackberry atau nomor telpon....akhirnya tatap muka. Buntutnya perselingkuhan, guncangan rumahtangga, rusaknya tatanan kehidupan, dan lain-lain.

Bukan berarti semua anggota komunitas jejaring sosial berlaku demikian. Hanya saja Anda, saya, dan orang-orang yang dekat dengan Anda perlu waspada agar tidak terjebak oleh manusia jejadian seperti itu, atau justru menjadi pelaku. Amit-amit!


Kamis, Agustus 29, 2013

Emosi Jiwa Dalam Semangkuk Mie



Apa sih, istimewanya semangkuk mie?

Mie goreng lokal dengan bumbu yang spicy, seiris tipis jeruk nipis, kerupuk emping tiga lembar dan acar bawang sebagai syarat (harga bawang merah melambung tinggi belakangan ini) dan tiga potong daging sapi sebesar dadu yang menggoyahkan 4 gigi geraham sekaligus saking alotnya. Telur matasapi sedikit gosong yang digoreng dengan minyak goreng 7 kali pakai, dan seledri sebagai pemberi nuansa hijau. Tentu saja ditambah 'legenda'  bahwa mie Aceh mempunyai 'secret ingredient' berupa biji canabis untuk menjadikan rasa lebih gurih, lebih lekker, lebih lapar....dan ujung-ujungnya mata berat minta dininabobokkan.

Kalau menurut opiniku yang bikin mata ngantuk setelah makan kuliner Aceh lebih kepada monosodium glutamat, bukan biji ganja.

Aku sendiri bukan fans berat mie. Bukan pula penggemar makanan tertentu manapun juga. Bahkan yang namanya masakan pedas sedapat mungkin kujauhi, daripada harus bolak-balik lapor ke Warung Cuci!
Tapi bukan berarti aku menolak mie. Tidak! Apalagi jika kelupaan sarapan (maklum....faktor uzur) dan saat santap siang masih lama. Sudi tak sudi mie juga yang jadi solusi instan 3 menit.

Kalau berkisah tentang mie instan, kenangan suka melanglang ke masa masih mahasiswa indekosan. Tanggal di atas selikuran dan weselpos orang tua masih berupa blanko kosong belum tersentuh tinta. Paceklik undangan tahlilan, jagongan, wiridan, arisan, gotong-royong. Juga sedang tidak musim kepanitiaan tingkat dusun, jurusan, senat fakultas atau unit kegiatan mahasiswa....yang biasanya menyediakan konsumsi gratisan walau harus dibayar dengan 'doa-doa' atau begadang bermalam-malam. Tentu saja mie instan, sekali lagi saudara-saudara, m-i-e   i-n-s-t-a-n yang telah berjasa menyambung nyawa ku hingga masih bisa ngeblog sampai saat ini..

Agar lebih bervariasi dalam citarasa, mahasiswa yang pemalas biasanya hanya bereksperimen dengan varian rasa mie instan: ayam bawang, pedas, goreng, goreng pedas, soto medan, coto makasar, rendang, kari ayam, atau varian-varian yang tertera di plastik kemasan.
Mahasiswa yang kreatif akan menciptakan rasa baru: rawon, gudeg, rujak cingur,kanji rumbi, pindang patin, pizza, escargot, tortilla, yakiniku, tiramisu, souffle, kebab, dll. Sayang aku belum pernah merasakan hasil kreasi mahasiswa seperti itu. Sedangkan aku termasuk dalam golongan mahasiswa edisi pertama.

Berapa sih harga semangkuk mie? Secara umum biasanya cukup murah. Tapi terkadang ada juga yang bikin kaget.

Pernah aku makan semangkuk kecil mie pangsit di bilangan pusat kota Surabaya. Begitu mau bayar, ternyata harganya dua hari gajiku sebagai mandor pabrik lampu neon di Kawasan Indutri Rungkut.
Aku hanya bisa misuh-misuh dalam hati: Jancuk


Benar-benar bikin emosi jiwa.


Rabu, Agustus 28, 2013

Dituduh Seniman


Untuk kesekian kalinya aku dituduh sebagai seniman. Bahkan justru akhir-akhir ini beberapa wanita cantik tega melontarkan tudingan itu padaku.

Mestinya aku bangga diberi gelar terhormat tersebut, tapi aku khawatir malah akan membuat cemar para seniman yang benar-benar tulen! Apa mau gara-gara aku kelak ada yang  ngomong begini:

"Hoalaaaah.....ternyata jadi seniman itu gampang, tho! Liat aja wong edhan itu.... ndak punya karya apa-apa, tapi diakui sebagai seniman!"

Jadi, karena tudingan itu bertubi-tubi datang padaku, aku merasa perlu melakukan klarifikasi. I have the right to remain in silence! Maaf, maksudku membela diri.
Eeeh, bahasa Inggris bela diri adalah martial art. Ada 'art'nya juga, ya?

Klarifikasi ku sebagai berikut:

Karirku sebagai perupa (kalau memang pernah punya karir, nyatanya tidak) tamat pada saat aku mengetahui diriku buta warna (color vision deficiency) 32 tahun silam.
Namun beberapa bulan yang lalu, seorang teman menghasutku sehingga aku percaya bahwa aku sesungguhnya seorang perupa. Buntutnya, jadilah aku sebagai juru urus cabang sekolah melukis miliknya! Dan baru beberapa hari yang lalu, lagi-lagi aku dibujuknya untuk ikut workshop melukis dengan cat minyak. Hasilnya adalah mukaku jadi merah semerah wajah dalam 'lukisan'ku. But.....mana ku tahu merah atau bukan? Tapi lumayan lah.... dapat kaos t-shirt dan sertifikat. Yang terakhir sebagai penambah halaman curriculum vitae yang tak tau mau ku lempar ke mana.

Kesusatraan, terutama puisi, adalah salah satu cinta hidupku. Blog ini dan kronologi facebook menjadi jurnal puisi yang ku tulis. Tapi jujur saja.... siapa sih, yang tidak pernah bikin puisi?
Sebagai prosais, tulisanku lebih tepat dikatakan catatan pemikiran manusia galau yang dicoret kapan kebelet. Seperti tulisan ini. Absurd. Surealis. Abstrak. Ngaco.
Apalagi 'karya' yang ku publikasikan lewat blog atau jejaring sosial hanya di'suka' oleh segelintir kenalan yang harus ku ancam  dulu baru ngasih jempol. Lebih mengenaskan lagi jika disensus berapa manusia yang meluangkan waktu untuk mengisi kotak komentar atas hasil ketukan keyboard laptop-ku.

Sebagai deklamator, adalah masa lalu ku yang manis. Sempat malang melintang di lingkungan sendiri. Menderu debu antara karawang bekasi, binasa di atas ditindas, bertukar tangkap dengan lepas. Tak perlu sedu sedan itu!
Tapi sekarang getar suaraku hanya berguna untuk mengusir kucing garong pencoleng ikan asin yang dijemur di atas awning.

Dalam bidang seni pertunjukan....misalkan akting? Memerankan diriku sendiri saja banyak yang tidak percaya bahwa aku adalah aku. Sebagai buktinya adalah kejadian yang melahirkan judul tulisan ini!

Yang namanya menari, aku hanya mampu bean-style. I mean, I dance like Mr. Bean.
Ujung-ujungnya, kalaupun suatu saat aku harus tampil di atas pentas, peranku pastilah joker atau harlequin dengan lelucon vulgar atau slapstick, bukan komedian yang menghadirkan guyonan cerdas.

Tentu saja musik! The true love of my life! Aku yang dapat menciptakan komposisi dari gemeretak roda kereta api melindas sambungan rel! Menentukan nada absolut deru menyayup suara sember laju sepeda motor ditelan malam atau erangan pendingin ruangan tua yang terengah-engah menebar freon! Memisahkan suara instrumen dalam orkes simponi! Menaksir tempo detak jantung!
Namun aku juga teriris hati karena nyanyian sumbang meleset 1/16 nada, atau cenat-cenut dihajar migrain lantaran lantunan tembang tak berjiwa....
Dan orangtuaku tercinta memupuskan mimpiku karena si sulung ini harus menjadi contoh bagi adik-adiknya. Jadi dokter atau insinyur atau 'sarjana'. Jangan jadi seniman. Seniman tak punya masa depan.
Sehingga aku tak pernah menjadi.

Aku tak menyesali nasib. Tidak dulu, tidak sekarang dan tidak juga nanti.

Hanya saja, jangan tuduh aku seorang seniman.
Terlalu besar kehormatan itu untuk seorang majenun pengelana jiwa.


Banda Aceh, 29 Agustus 2013