Senin, Juli 27, 2015

Ihwal Kota



Sebuah kota masa kini adalah rimba beton dan belukar aspal. Di sana-sini terselip taman yang dipaku dengan patung sebagai tanda, boulevard ornamental bertabur kembang puspa aneka warna, lapangan tempat raga diolah atau upacara dilaksanakan. Sliwer kendaraan lalu lalang yang bisa macet total, rayap melancar atau bebas hambatan di jalan verboden, contraflow, 3 in 1, persimpangan, terowongan, underpass, bypass atau melayang.
Sebuah kota masa kini adalah geliat manusia komponen roda gigi mesin birokrasi dan ekonomi. Pasar komoditi, properti, dekadensi serta harga diri. Rimba bagi pemburu dan mangsa, arena bagi petarung dan pengacara. Lumbung pengemis mengais jutaan dan perangkap urban para gelandangan.
Sebuah kota masa kini adalah rasa bangga sekaligus malu pada kenangan masa lalu, romantisme harapan masa depan yang dipasok oleh rencana umum tata ruang namun boleh dipelintir maaf diakomodasi, debat seru sampai ngantuk terangguk-angguk di sidang komisi, lobi dagang sapi impor dari ostrali.
Sebuah kota masa kini adalah brankas penyimpan lirih bait puisi tentang kerinduan pemilik hati, senandung malam yang tak kunjung sunyi, prosa cinta abadi.

Bandung, 13 Februari 2014

Tidak ada komentar: