Senin, Juli 27, 2015

Paradigma Pengolah Data



Malam hanyut di muara senja
Langit meredup menyisakan berkas larik jingga
Jalanan berhampar aspal tak henti dilindas guliran roda
Di atas pedati tak bersapi yang memuntahkan karbon monoksida
Manusia-manusia bingung mengejar rumah di sisi jauh kota
Atau sekadar mampir di cafe, mal, alun-alun atau plasa
Secangkir kopi, sepiring nasi begana, atau seloyang pizza
Atau mengharap goda dari bibir merah jambu pramuniaga kosmetika
Mencoba hapus tragedi demi tragedi dalam lintas berita
Setelah dari pagi pergi menghamba berkolusi berorasi berpeluh berkerut kening atas nama kerja
Ritual rutin yang bisa disusun sebagai bagan alir algoritma

Bandung, 18 Februari 2014

Tidak ada komentar: