Senin, Juli 27, 2015

Kupu-Kupu dan Badai



Membuka lembaran lama, tiap kalimat, kata demi kata
Kebolehjadian, dalam ragam struktur bahasa
Diri, dunia, semesta begitu banyak berubah
Titik noktah, awal dari garis linear bermula
Dimensi tak terhingga di batas cakrawala peristiwa
Rangkuman total jumlah sejarah
Meniti tangga lagu yang pernah hijau
Dua puluh empat nada musisi masyhur masa lampau
Ribuan tembang bertaut mengambang
Jenjang nirwana swarna kemilau
Merajah sukma di kala risau
Membuka gerbang dunia yang hilang
Mengingat garis biometrik tiap wajah
Yang pernah melintas jalan kehidupan yang sudah
Ada yang buram mengabur seakan angan
Terlebih lagi yang jelas terlukis indah
Tak pupus digerus waktu, tak kenal kalah
Masih tersisa raut getir yang ingin dilupakan
Mengilas balik fragmen setiap momen yang tlah usai
Bingkai berbingkai, gerak bisu petarung lihai
Hitam putih mimpi tak berwarna
Tak jarang pucat pasi, laun gemulai
Serupa khayal penyair mabuk terkulai
Terdedah menguak misteri takdir abadi cinta
Jangan menyerah
Terus menari
meniti senja merah

Bandung, 22 Februari 2014

Tidak ada komentar: